SELAMAT DATANG Para Pencari Cinta Sejati,Tanpa Membenci,Tanpa Menyalahkan,Tanpa Kesombongan,Tanpa Membedakan,Semoga Engkau Mendapat Rahmat Alloh~Raden Bagus Langlang Jagat

road to sufi

road to sufi

Friday, January 13, 2017

Manakib Syekh Abd Qadir Jaelani-Manqobah 36 sd 57




                                  Manakib Syekh Abdul Qadir Jaelani ra
                                                 ~ Manqobah 36 sd 57 ~

a'uudzu billaahhi minasy syaithoonir rojiim alaa inna auliya alloohhi laa khoufun 'alaihim walaa hum yahzanuun

bismillaahhir rohmaanir rohiim alhamdulillaahhi robbil 'aalamiin wal 'aaqibatu lilmuttaqiin wa laa 'udwaana illa 'alaazh zhoolimiin washsholaatu wassalaamu 'alaa sayyidinaa muhammadiw wa 'alaa aalihhii wa shohbihhi ajma'iin ammaa ba'du

Dengan asma Alloh Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Puja-puji bagi Alloh Pembina semesta alam.

Sholawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan alam, nabi kita Nabi Muhammad saw, beserta keluarganya, sahabatnya, serta auliya Alloh, dan para pengikut beliau dari dahulu sampai sekarang dan pada masa yang akan datang.

Maka ini sekelumit Manaqib Sulthonul Auliya Syekh Abdul Qodir Jaelani qsn, memetik dari kitab Tafrikhul Khothir fii Manaqibis Syaikh Abdul Qodir dan dari kitab 'Uquudul Laili fii Manaqibil Jaili.

Semoga dengan diperingati dan dibacakan manaqib ini, yakni riwayat serta sejarah perjuangan Syekh Abdul Qodir Jailani, senantiasa Alloh SWT melimpahkan kurnia kepada kita sekalian, terutama kepada shohibul hajat keselamatan dan keberkahannya.

***





36. MANQOBAH KETIGA PULUH ENAM : SYEKH AHMAD KANJI MENJUNJUNG KAYU BAKAR DIATAS KEPALANYA

Syekh Ahmad Kanji pekerjaannya adalah mencari kayu bakar untuk memasak roti bagi faqir-faqir.

Setelah mengenakan mahkota dari Syekh Abdul Qodir, gurunya berkata : "Sekarang engkau tidak layak mencari kayu bakar, sebab kepalamu telah dimahkotai dengan mahkota yang mulia". Lalu Syekh Ahmad Kanji memohon ijin dari gurunya untuk mencari kayu bakar.

Ujar gurunya: "Ya kalau kamu ngotot, silakan saja".

Iapun berangkat ke gunung memgumpulkan kayu bakar dan diikat. Waktu akan diangkat kekepalanya, kayu bakar itu melayang diatas kepala Syekh Ahmad Kanji kira-kira sehasta dari kepalanya. Lantas Syekh Ahmad Kanji pulang kepada gurunya. Ikatan kayu bakar terus melayang mengikuti Syekh Ahmad.

Setibanya di tempat gurunya yaitu Syekh Abi Ishaq Maghribi, gurunya berkata : "Nah, Syekh Ahmad, tadi kataku bagaimana, kepalamu tidak pantas dipakai membawa kayu bakar, sebab sudah ditempati mahkota dan sorban yang mulia. Sejak kini, sudahlah jangan mencari kayu bakar. Engkau oleh Sayyid Abdul Qodir sudah ditunjukkan dalam pangkat Rijalulloh".

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

37. MANQOBAH KETIGA PULUHTUJUH : BERKAT DO'A SYEKH ABDUL QODIR SEORANG PEREMPUAN MEMPUNYAI TUJUH ANAK LAKI-LAKI

Dalam kitab Muntakhob Jawahiril Qolaid diriwayatkan, ada seorang perempuan datang menghadap Syekh Abdul Qodir, maksudnya ia mohon do'a restu dan karomah Syekh agar ia dikaruniai seorang anak yang menjadi dambaan hati buah pelerai lara.

Lalu Syaikh melihat tulisannya di Lauhil Mahfudz, ternyata bagi perempuan itu tidak ada tulisan akan mempunyai anak.

Disaat itu pula Syekh berdo'a kepada Alloh Yang Maha Berkuasa agar perempuan itu diberi dua orang anak.

Selesai beliau berdo'a terdengar sabda Alloh : "Bukankah kamu sudah melihat di Lauhil Mahfudz bahwa seorang anakpun tidak ada tulisannya bagi perempuan itu, dan sekarang malah kamu minta dua orang anak ?".

Syekh berkata lagi : "Saya mohon tiga anak".

Dikala itu datang lagi sabda Alloh : "Kamu sudah melihat di Lauhil Mahfudz ia tidak ada lukisannya seorang anakpun, kini kamu minta tiga anak".

Syekh berkata lagi: "Ya Alloh saya mohon empat orang anak".

Demikian seterusnya permohonan Syekh bertambah meningkat sampai pada permohonan tujuh orang anak.

Pada waktu sampai batas tujuh orang anak, dating sabda Alloh: "Sekarang sudah cukup, jangan lebih dari tujuh, dan permohonan itu Ku-terima".

Atas anugerah karunia itu lalu beliau bersujud syukur kepada Alloh Subhanahu Wa Ta'ala.

Kemudian Syekh mencomot segumpal tanah, dan sedikit dari tanah itu diberikan kepada perempuan itu. Dengan mengharap barokahnya lalu perempuan itu membuat liontin mata kalung dari tanah itu yang dilapisi perak.

Beberapa hari kemudian perempuan itu hamil, dan sampai masa sembilan bulan ia melahirkan bayi kembar siam tujuh bayi laki-laki semuanya dalam keadaan sehat dan selamat.

Kian hari bayi itu menjadi besar dan meningkat menjadi anak- anak dewasa. Beberapa tahun kemudian, keyakinan perempuan itu menjadi berubah.

Tercetus dalam bisikan hati perempuan itu prasangka buruk terhadap Syekh. Ia berkata sambil
memegang perhiasan liontin mata kalung yang dipakai: "Untuk apa gunanya tanah ini tiap hari selalu
bergantung di bawah leherku, sekarang aku sudah punya anak, untuk apalagi kalung ini kupakai, tidak ada gunanya". Seusai ia berkata dalam hati nuraninya dengan spontanitas ketujuh anaknya itu mati.

Melihat kejadian yang tidak terduga itu, segera perempuan itu berangkat menghadap Syekh sambil menangis tersedu-sedu dan bertobat mohon ampunannya karena jauh sebelumnya sudah berprasangka buruk kepada Syekh.

Menerima pengaduan dan keluhan itu, Syekh berkata "Sekarang juga kamu cepat pulang, dan apa yang menjadi niat dan harapanmu itu akan diterima juga nanti".

Setibanya dirumah dengan penuh cemas ternyata anaknya yang sudah mati, semuanya hidup kembali.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

38. MANQOBAH KETIGAPULUH DELAPAN : SYEKH ABDUL QODIR MENYELAMATKAN MURIDNYA DARI SIKSAAN MALAIKAT MUNKAR WA NAKIR

Diriwayatkan, Syekh Abdul Qodir mempunyai murid yang bodoh dan buta agama, namun ia menaruh cinta, rindu, kepada gurunya yaitu Syekh Abdul Qodir.

Pada waktu ia mati ditanya dialam kubur oleh malaikat Munkar Nakir:
"Apa agamamu, siapa Tuhanmu dan siapa Nabimu ?". Si mayat menjawab : "Saya tidak tahu, yang
saya ketahui hanya guruku Syekh Abdul Qodir, beliaulah yang sangat kucintai".

Mayat itu selalu memanggil-manggil Syekh Abdul Qodir, sehingga malaikat Munkar Nakir merasa bingung menghadapi kejadian ini, lalu hal ini diajukan kepada Alloh SWT: "Ya Alloh, Engkau Maha Mengetahui tentang jawaban mayat hamba-MU ini, untuk hal itu saya serahkan kepada-Mu".

Alloh bersabda : "Beri siksaan dia sebagaimana mestinya".

Pada waktu malaikat Munkar Nakir akan melaksanakan siksaan sebagaimana perintah Alloh SWT, tiba-tiba Syekh Abdul Qodir muncul sambil berkata : "Wahai malaikat Munkar Nakir, mayat muridku jangan disiksa karena dia waktu hidupnya termasuk orang yang bodoh, dan tidak tahu tentang agama, yang dia ketahui hanyalah aku ini". Lalu Syekh melanjutkan pembicaraannya : "Akulah yang yang akan memberi jawaban terhadap segala pertanyaan yang kalian akan tanyakan, nah sekarang mau menanyakan masalah apa ?".

Untuk kedua kalinya kejadian ini malaikat Munkar Nakir bertambah bingung dan dengan segera dilaporkan kepada Alloh SWT.

Alloh bersabda sebagaimana tadi : "Siksa dia sebagaimana mestinya !".

Setelah malaikat itu menerima perintah dari Alloh lalu diambilnya godam, ketika mayat akan disiksa, tiba-tiba Syekh menghadang dan menggagalkan serta merebut godam dari tangan malaikat Munkar Nakir lalu dilemparkan, beliau berkata : "Semuanya minggir! Demi panasnya kecintaanku yang membara dalam batinku kepada Alloh, siapapun juga tidak ada yang menandingiku. Ingat, kalau mayat muridku disiksa, surga dan neraka semuanya akan kubakar ( artinya dalam surga tidak akan senang dan dineraka tidak akan susah )".

Ketika itu datang sabda Alloh : "Sekarang Ku ampuni dosa mayat orang itu, jangan kamu siksa, disebabkan karena kekasihku Abdul Qodir. Aku menanggung rindu padanya, dan lebarkan pula kubur mayat orang itu!".

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

39. MANQOBAH KETIGAPULUH SEMBILAN : SETIAP DATANG TAHUN BARU TAHUN ITU MEMBERI TAHU KEPADA SYEKH ABDUL QODIR PERISTIWA YANG AKAN TERJADI PADA TAHUN INI

Di dalam kitab Bahjatul Asror meriwayatkan bahwa Syekh Abdul Qodir suatu saat beliau terbang melayang-layang diatas ribuan manusia pada jamaah majelis pengajian yang beliau pimpin.
Beliau berkata : "Tiada terbit matahari melainkan mengucapkan salam padaku, dan menginformasikan segala kejadian atau peristiwa yang akan terjadi pada tahun itu. Pada setiap datang bulan senantiasa memberi salam padaku dan menceritakan peristiwa apapun yang akan terjadi pada bulan itu. Demikian setiap datang minggu dan hari, minggu dan hari itu memberi salam padaku dan memberitahukan masukan peristiwa yang akan terjadi pada minggu dan hari itu. Demi Dzat Kemuliaan Tuhan orang-orang yang akan mendapat kecelakaan dan kebahagiaan semuanya itu diajukan kepadaku. Pandangan mataku ada di lauhil mahfudz, dan aku tenggelam dalam lautan ilmunya Alloh dan dalam lautan musyahadah-Nya. Akulah yang menjadi hujjah Alloh bagimu. Akulah yang menjadi pengganti dan penerus Rosululloh SAW. Akulah yang menjadi pewarisnya dibumi. Manusia ada gurunya, malaikat ada gurunya, demikian pula jin ada gurunya, dan aku adalah guru semuanya".

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

40. MANQOBAH KEEMPATPULUH : SYEKH ABDUL QODIR DIBERI BUKU, DAFTAR UNTUK MENCATAT MURID-MURIDNYA SAMPAI HARI KIAMAT

Di dalam kitab Bahjatul Asror diriwayatkan bahwa Syekh Abdul Qodir pernah berkata: "Aku diberi sebuah buku luasnya sepanjang mata memandang untuk menuliskan dan mencatat nama-nama muridku sampai hari kiamat. Semua jumlah catatan murid dan ikhwanku itu telah
Alloh berikan padaku dan telah menjadi milikku. Aku pernah bertanya kepada malaikat Malik penjaga pintu neraka: "Apakah ada padamu murid ataupun ikhwanku?" Malaikat Malik menjawab "Tidak ada dalam neraka".

Syekh berkata: "Aku bersumpah demi Dzat Kemuliaan dan Keagungan Tuhan, sesungguhnya tanganku terhadap murid-muridku seperti langit menutupi bumi. Andaikan murid-muridku itu buruk dan salah, maka akulah yang baik dan benar. Dan aku bersumpah demi Dzat Kemuliaan dan Keagungan Tuhan, dua telapak kakiku tidak akan bergeser setapakpun di hadapan Tuhan, terkecuali sudah mendapat keputusan bahwa aku bersama murid-muridku berangkat masuk surga".

Lebih lanjut beliau berkata:
"Senantiasa tanganku ini tidak akan lepas dari kepala murid-muridku, walaupun aku sedang berada di Timur (masyriq) dan muridku berada dibarat (Maghrib), lalu muridku itu terlihat dan tersingkap auratnya maka tanganku akan segera menutupinya. Demi Dzat Kemuliaan dan Keagungan Tuhan, pada hari kiamat nanti aku akan berdiri tegak di hadapan pintu gerbang neraka, sekali lagi aku tidak akan bergeser dan berdiri tegak sebelum semua muridku sudah masuk ke surga, karena Alloh Yang Maha Kuasa telah menjanjikan padaku bahwa murid-muridku tidak akan dimasukkan kedalam neraka. Barang siapa yang berguru serta cinta/ mahabbah padaku pasti aku menghadap (menaruh perhatian) padanya. Dan malaikat Munkar Nakir telah berjanji padaku bahwa mereka tidak akan menakut-nakuti, atau menimbulkan rasa kaget/terkejut pada murid-muridku".

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

41. MANQOBAH KE EMPATPULUH SATU: SALAH SEORANG MURID ABDUL QODIR TIDAK MERASA LAPAR DAN HAUS SETELAH MENGHISAP JARI TANGAN SYEKH ABDUL QODIR

Syekh Arif Abu Muhammad Syawir As-Sibti berkata: "Pada suatu hari saya berangkat menuju Baghdad berziarah kepada Syekh Abdul Qodir, lalu saya membantu beliau beberapa hari lamanya. Pada waktu saya akan pulang, lebih dahulu saya menghadap guruku Syekh untuk mohon diri. Beliau berkata padaku: "Silahkan kamu pergi, aku do'akan semoga kamu selamat di perjalanan dan selamat sampai di tempat tujuan."

Kemudian beliau mengulurkan tangannya menyuruh padaku supaya jari tangannya dihisap. Lalu kuhisap jari tangan beliau itu. Beliau berwasiat kepadaku: "Agar nanti di perjalanan jangan meminta-minta." Setelah saya pamit, berangkatlah saya menuju mesir.

Berkat karomah Syekh, di perjalanan saya tidak pernah merasa lapar atau haus, juga tidak mengurangi kekuatan fisik, dengan selamat tidak kurang suatu apapun sampailah saya di kampung halaman".

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

42. MANQOBAH KE EMPAT PULUH DUA : SYEKH SON'ANI KARENA TIDAK TAAT KEPADA SYEKH ABDUL QODIR NASIBNYA MENJADI PENGGEMBALA BABI

Pada waktu Syekh Abdul Qodir menerima sabda Rosululloh saw, bahwa telapak kaki beliau bakal memijak pundak-pundak para waliyulloh, sabda Rosululloh itu diumumkan dan disebarkan kepada seluru para wali, baik yang hadir maupun yang tidak hadir/raib.

Mendengar pengumuman itu, mereka para waliyulloh menghadap syekh, dan mereka meletakkan kaki beliau di atas pundaknya masing-masing karena menghormati dan mengagungkannya, kecuali sorang wali namanya Syekh Son'ani, ia berkata: "Saya juga cinta mahabbah kepada Syekh, tetapi untuk diinjak pundakku nanti dahulu, dan rasanya tidak perlu."

Ucapan Syekh Son'ani itu terdengar oleh Syekh, dan beliau berkata: "Telapak kakiku akan menginjak pundaknya si penggembala babi".

Tidak berapa lama kemudian, Syekh Son'ani berangkat berziarah menuju kota Mekkah diiringi sampai ratusan santri-santrinya. Takdir tidak bisa ditolak, demikianlah ketentuan Tuhan Yang Maha Kuasa berlaku bagi hambanya.

Pada waktu Syekh Son'ani berjalan melewati sebuah kampung yang penduduknya mayoritas menganut agama nasroni, kebetulan ia melihat sebuah kedai, penjual warung itu seorang perempuan beragama nasroni penjual minuman keras. Keistimewaan perempuan itu pandai menarik para pembeli karena wajahnya cantik tiada bandingnya, badannya mulus dan mantap, mendebarkan hati para pemuda. Konon tiada seorang lelakipun yang tidak terpikat olehnya.

Demikian pula Syekh Son'ani, melihat kecantikan perempuan itu terpesona sehingga luluh hatinya, hilang rasa malu pada dirinya, wibawanya jatuh di hadapan santri-santri pengiringnya, sehingga dengan senang hati ia rela menyerahkan dirinya untuk menjadi pelayan perempuan itu. Dengan suka rela serta sungguh-sungguh ia mau bekerja, dan pekerjaan apapun ia kerjakan demi untuk menyenangkan perempuan cantik itu.

Pada suatu hari perempuan itu menyuruh Syekh Son'ani menggembalakan babi piaraannya, memangku anak babi yang masih kecil agar jangan sampai terinjak induknya. Ia tidak merasa hina disuruh menggembala babi itu, malah merasa bangga dan gembira diperintah kekasihnya itu.

Melihat kejadian itu, seluruh santri-santri pengiringnya itu mereka pulang meninggalkan gurunya, karena secara menyolok Syekh Son'ani gurunya itu telah mencemarkan dan menodai agama. Yang masih tinggal dua orang, yaitu Syekh Fariduddin dan Syekh Mahmud Maghribi. Kedua santri itu berunding mencari jalan pemecahan musibah yang menimpa pada gurunya. Hasil perumusannya mereka berpendapat bahwa: "Musibah ini harus diperbaiki dari sumbernya dan ditelusuri sebab akibatnya, kemungkinan karena tidak adanya loyalitas murid terhadap gurunya dan kata bertuah yang dikatakan Syekh Abdul Qodir kepada Syekh Son'ani, maka untuk hal ini saya akan menghadap yang mulia Syekh". Kata Syekh Fariduddn: "Kamu Syekh Mahmud tinggal di sini."

Kemudian Syekh Fariduddin berangkat menuju kota Baghdad, setibanya di kota itu lalu ia mencari pekerjaan berat dan hina, akhirnya terpaksa pekerjaan itu diterima dan dikerjakan, yaitu membuang kotoran dari kakus.

Pada suatu hari Syekh mengetahui dan menyaksikan Syekh Fariduddin sedang bekerja berat yaitu sedang menjunjung wadah yang penuh dengan kotoran dan pada saat itu turunlah hujan dengan derasnya sehingga wadah kotoran itu penuh dengan air hujan melimpah dan membasahi badan Syekh Fariduddin.

Memperhatikan beban berat yang dipikul Syekh Fariduddin, Syekh merasa iba hatinya, lalu beliau memanggil Syekh Fariduddin dan menanyakan namanya.

Setelah Syekh Fariduddin memperkenalkan diri, dan ia juga teman Syekh Son'ani, Syekh bertanya lagi: "Kamu sebenarnya mau apa? Dan silahkan mau minta apa?".

Dijawab oleh Syekh Fariduddin: "Kiranya yang bertanya lebih arif bijaksana, lebih mengetahui maksud saya sebenarnya".

Syekh berkata: "Kamu mendapat maqom, yakni kedudukan yang lebih tinggi, dan juga gurumu kuampuni".

Kata Syekh Fariduddin: "Tidak ada kedudukan yang lebih tinggi selain diampuni dosa guruku".

Kata Syekh: "Memang benar, gurumu telah kuampuni karena kedudukanmu itu".

Bertepatan dengan saat memberi ampun, detik itu pula Syekh Son'ani siuman sadar kembali dari kelalaiannya, lalu ia membaca istighfar, dan ketika itu juga hatinya menjadi berubah tertanam dan berkembang perasaan cinta, rindu mahabbah pada Syekh, dan segera ia berangkat menuju kota Baghdad dengan kebulatan tekad yang kuat akan bertobat kepada Syekh. Demikian pula tidak kurang pentingnya perempuan cantik yang beragama nasroni itu dan juga kekasih Syekh Son'ani ikut terbawa bersama Syekh Son'ani berziarah dengan keyakinan yang kuat akan masuk agama islam berikrar di hadapan Syekh.


***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

43. MANQOBAH KE EMPAT PULUH TIGA SYEKH ABDUL QODIR DUDUK DI ATAS SEJADAH MELAYANG-LAYANG DI ATAS SUNGAI DAJLAH

Syekh Sahal bin Abdullah At-Tastari di kala mukasyafah berkata: "Pada suatu hari masyarakat Baghdad merasa kehilangan Syekh Abdul Qodir, mereka sibuk mencari di mana Syekh itu berada. Setelah diadakan pencarian yang seksama, diketemukan beliau sedang duduk di atas air sungai Dajlah, beliau dikerumuni berbagai jenis ikan menciumi tangan dan kaki beliau".

Kata Syekh Sahal: "Saya tidak merasa bosan melihat keajaiban beraneka jenis ikan dengan nuansa beraneka warna dan dengan gerakan gaya yang berbeda pula, sehingga tidak terasa sampai datang waktu dzuhur. Di kala itu saya melihat sajadah warnanya hijau disulam dengan benang emas dan perak bermotifkan tulisan dua baris, baris pertama:

'ALAA INNA AULIYAA ALLOOHI LA KHOFUN 'ALAIHIM WALAAHUM YAHZANUN

(Sesungguhnya para kekasih Alloh itu mereka tidak merasa takut dan bagi mereka tidak merasa sedih duka nestapa).

Dan baris kedua dengan tulisan:

SALAAMUN 'ALAIKUM AHLAL BAITI INNAHU HAMIIDUN MAJIID

(Keselamatan dan kesejahteraan tetap bagimu sekalian wahai Ahli Bait Nabawi, sesungguhnya Alloh Maha Terpuji, Maha Agung).

Sajadah itu terhampar melayang di atas sungai Dajlah, lalu Syekh duduk di atas sajadah itu.

Tidak lama kemudian datang rombongan kawula muda rata-rata tubuhnya tegap semampai, wajahnya tampan, ganteng ceria penuh wibawa mengiringkan seorang pria yang kegantengan dan kharismanya melebihi dari yang lainnya. Di hadapan mereka terhampar sejadah, dengan serempak mereka berdiri menghormati Syekh dengan sopan santun dan rasa khidmat seolah-olah mereka terkendali dengan kewibawaan beliau. Lalu Syekh berdiri untuk melaksanakan sholat berjama'ah, beliau menjadi imam dan yang lainnya menjadi makmum, termasuk para wali Baghdad.

Di kala Syekh mengucapkan takbir, para malaikat pemangku 'arasy dengan serempak pula mengucapkan takbir. Di waktu membaca tasbih, seluruh malaikat yang di langit mengikuti membaca tasbih. Pada waktu beliau membaca tahmid keluar dari mulut Syekh sinar cahaya memancar menjulang ke atas.

Seusai melaksanakan sholat, lalu beliau membaca do'a:

ALLOHUMA INNII AS ALUKA BIHAQQI JADDIL NABIYYIKA WAKHIYAROTIKA MIN KHOLKIKA ALLA TAQBADO RUUHA MURIIDII WA MURIIDATAN LII ILLA 'ALAA TOOBATI

(Ya Alloh, aku mohon pada-Mu dengan bertawassul pada kakek moyangku Nabi Muhammad saw pilihan-Mu dan makhluk-Mu. Semoga Engkau Ya Alloh, jangan merenggut nyawa muridku baik pria maupun wanita sebelum mereka itu bertobat lebih dahulu pada-Mu).

Seluruh Malaikat membaca amin atas doa itu, demikian pula seluruh kaum muslimin yang hadir. Di kala itu datang hatif dari alam gaib, firman Alloh: "Wahai Abdul Qodir, bergembiralah, karena doamu telah Ku terima".



***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

44. MANQOBAH KE EMPATPULUH EMPAT : BERKAT SYAFAAT SYEKH ABDUL QODIR, WALI YANG MARDUD (DITOLAK) DAPAT DITERIMA KEMBALI MENJADI WAI MAQBUL (DITERIMA)

Diriwayatkan dalam kitab Malfudhul Ghoyyatsiyyah pada zaman Syekh Abdul Qodir ada seorang wali yang dikeluarkan, dilepas oleh Alloh dari pangkatkewaliannya.

Umumnya masyarakat telah mengetahui tentang ditolaknya wali tersebut oleh Alloh, telah tercatat dari daftar waliyulloh. Namun ia berusaha dengan sekuat tenaga, dengan didukung oleh semangat juang tinggi, minta bantuan dan syafaat rekaan-rekannya.

Sebanyak tiga ratus enam puluh wali, merasakan rasa solidaritas mengajukan permohonan kepada Alloh agar ia dapat diangkat kembali dan diterima disisi-Nya.

Merasakan nasib malang yang diderita rekannya itu, seluruh wali yang tiga ratus enampuluh orang itu mereka bersama-sama bermunajat mengadukan halnya, berdo’a memohon kepada Alloh supaya rekannya wali yang dilepas itu diangkat kembali menjadi waliyulloh. Namun dari seluruh permohonan mereka itu, tidakada seorangpun do’anya yang diterima Alloh.

Maka untuk meyakinkan lagi para waliyyulloh itu masing-masing melihat ketentuan suratan yang tertulis di Lauhil Mahfudz, ternyata tampak dengan jelas tertulis bahwa wali rekannya itu sudah disatukan dengan kelompok orang-orang celaka.

Atas kesepakatan bersama dianjurkan supaya ia dengan segera menghadap Syekh Abdul Qodir untuk memohon syafaatnya. Lalu dengan merendahkan diri ia menghadap Syekh, beliau berkata: “Mari sini lebih dekat lagi, sesungguhnya Alloh telah mencopot pangkat kewalianmu. Mudah-mudahan aku bisa mengusahakan, dan menjadikan agar kamu dapat diterima kembali menjadi waliyulloh dengan ijin Alloh".

Kemudian Syekh berdo’a kepada Alloh, mohon supaya wali yang ditolak itu dapat diangkat kembali, diterima menjadi waliyulloh.

Di kala itu datang hatif dari Yang Maha Kuasa: “Wahai Abdul Qodir, ada tiga ratus enam puluh orang wali mereka berdo’a minta pertolongan untuk wali yang Ku tolak itu, dan tidak seorang pun do’a permohonannya yang Ku terima, sebab wali itu telah tertulis di Lohmahfud termasuk orang yang celaka”.

Syekh menjawab: ”Ya Alloh, apa halangannya, Engkau Maha Kuasa, siapa yang ditolak, Engkau dapat menolaknya, demikian pula siapa yang diterima Engkau bisa saja menerimanya, dan mengapa lidahku Engkau jadikan supaya aku bisa menyanggupi orang, bahwa ia dapat diterima bila Engkau telah memutuskan dan menjadikan orang itu ditolak”.

Kemudian dating hatip, Alloh bersabda: ”Wahai Abdul Qodir, sekarang silahkan siapa yang dianggap olehmu ditolak akan Ku tolak, dan Aku serahkan padamu dengan tugas untuk mengangkat dan memberhentikan dari pangkat kewalian”.

Lalu syekh berkata kepada wali mardud itu: ”Segera kamu membersihkan diri, mandi tobat, karena kedudukanmu sekarang sudah di angkat kembali menjadi waliyyulloh.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

45. MANQOBAH KEEMPAT PULUH LIMA: SYEKH ABDUL QODIR MENYELAMATKAN MURIDNYA DARI API DUNIA DAN AKHIRAT


Syekh Miyan Udhmatulloh dari golongan Imam Ulama Arifin berkata: "Di negeriku Burhaniyun, saya bertetangga dengan seorang kaya. Ia beragama Hindu penyembah api (agni), namun ia sangat rindu cinta kepada Syekh Abdul Qodir. Setiap tahun diundang para pejabat pemerintah, para ulama, dan tidak terkecuali para fakir miskin untuk berpesta bersuka ria, makan bersama di rumahnya. Untuk lebih semarak lagi, rumahnya dihiasi dengan dekorasi yang beraneka ragam wama keindahannya, ditaburi dengan bunga-bunga yang harum semerbak serta minyak yang harum mewangi. Tujuan diadakan pesta itu semata-mata terdorong rasa cinta mahabah kepada Syekh, malah ia merasa bangga mengaku menjadi muridnya. Rupanya ajal telah tiba baginya, dan setiap jiwa harus merasakan mati. Pada waktu mati, keluarganya merawat mayat itu sesuai dengan keyakinannya, yaitu tata cara agama Hindu, si mayat harus dibakar. Timbul keanehan, di luar kebiasaan sosok mayat itu tidak hangus terbakar menjadi abu, bahkan sehelai rambutpun tidak lenyap dimakan api. Akhirnya keluarganya sepakat bahwa mayat itu lebih baik dihanyutkan ke sungai. Menghadapi kejadian ini, di negeri tersebut berdiam seorang wali. Pada malam harinya ia bermimpi dikunjungi Syekh. Beliau berpesan: "Mayat orang Hindu yang te·rapung-apung dihanyutkan air itu ialah muridku, dan ia telah diberi nama Sa‘dulIah, supaya ia segera diangkat dari sungai dan dikubur sebagaimana mestinya menurut kewajiban dan ketentuan agama Islam, karena ia seorang muslim. Mengapa sosok mayat itu tidak lenyap dimakan api sehingga api tidak mempan untuk membakarnya? Hal ini tiada lain karena Alloh telah berjanji padaku bahwa Alloh tidak akan membakar murid-muridku baik dari api dunia maupun api neraka.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

46. MANQOBAH KEEMPAT PULUH ENAM : KEBERADAAN, PERWUJUDAN, SYEKH ABDUL QODIR ADALAH WUJUD NABI MUHAMMAD SAW

Syekh Abdul Qodir berkata: "Haadzal Wujuud Wujuudu Jaddi La WujuuduAbdul Qodir (Keberadaan/perwujudanku ini adalah wujud kakek moyangku Nabi Muhammad SAW. bukan wujud Abdul Qodir)".

Para ulama meriwayatkan bahwa pada suatu hari, Syekh berangkat pulang menuju rumah beliau. Di belakang beliau diikuti sang putra Abdul Jabbar. Sesampainya di rumah, Abdul Jabbar tidak melihat bahwa ayahnya itu berada di rumah, lalu ditanyakan kepada ibunya, "Tadi saya berjalan mengikuti ayah ke sini, pada waktu sampai di ambang pintu, saya tidak melihat ayah masuk ke dalam rumah".

Ibunya berkata: "Sebenamya ayahmu itu sudah lima belas hari tidak pulang-pulang ke rumah".

Lalu Abdul Jabbar berangkat menuju tempat berkhalwat ayahnya, terlihat pintunya terkunci, ia berkeyakinan pasti ayahnya itu ada di ruang khalwat. Di ambang pintu ruang khalwat lama ia menunggu sampai tengah malam.

Pada pertengahan malam, baru pintu ruang khalwat itu dibuka oleh Syekh sambil beliau berkata: "Menurut penglihatan orang banyak, ayah berangkat menuju rumah, padahal masuk ke ruang khalwat ini, sama seperti penglihatanmu tadi".

Kemudian Abdul Jabbar bertanya kepada ayahnya: "Rosululloh bila beliau qodo hajat atau buang air kecil, seketika itu juga bumi menghisapnya sehingga tidak ada bekasnya. Keringatnya harum semerbak seharum minyak kasturi, dan lalat pun enggan hinggap pada badan beliau. Semua yang saya sebut terbukti khususiah, keistimewaan itu sekarang ada pada ayah".

Syekh menjawab "Sesungguhnya Abdul Qodir telah fana secara konstan pada kelestarian diri kakek moyangnya, Nabi Muhammad SAW."

Lalu Abdul Jabbar berkata lagi: "Nabi Muhammad bila beliau berjalan biasanya dipayungi awan berarak, rasanya tidak ada salahnya ayah juga kalau berjalan dipayungi awan ?".

Beliau menjawab: "Hal itu sengaja kita tinggalkan, jangan sampai nanti disangka menjadi Nabi".

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

47. MANQOBAH KEEMPAT PULUH TUJUH: SYEKH ABDUL QODIR DIGODA SYETAN

Diriwayatkan, bahwa pada suatu hari syetan menghadap Syekh Abdul Qodir, memperkenalkan diri sebagai Jibril, dan berkata bahwa ia membawa buroq dari Alloh dan mengundangnya untuk menghadap Alloh di langit tertinggi. Syekh segera menjawab bahwa si pembicara tiada lain syetan si iblis, karena baik buroq maupun Jibril tiada akan turun ke dunia selain turun kepada Nabi Muhammad SAW.

Syetan masih punya cara lain, katanya : "Baik Abdul Qodir, engkau telah menyelamatkan diri dengan keluasan ilmumu".

"Enyahlah !", bentak Syekh, "Jangan kau goda aku, dan bukan karena ilmuku, tapi karena rahmat Alloh, aku selamat dari perangkapmu".

Ketika Syekh sedang di rimba belantara, tanpa makan dan minum untuk waktu yang lama, awan menggumpal di angkasa, dan turunlah hujan. Syekh meredakan dahaganya dengan curahan hujan itu. Muncullah sosok terang di cakrawala dan berseru: "Akulah Tuhanmu, kini kuhalalkan bagimu segala yang haram".

Syekh berkata: "Aku berlindung kepada Alloh dari godaan syetan yang terkutuk".

Sosok itupun berubah menjadi awan, dan terdengar berkata: "Dengan ilmumu dan rahmat Alloh, engkau selamat dari tipuanku, padahal aku telah menggoda dan menyesatkan tujuh puluh orang yang sedang menuntut ilmu Ketauhidan".

Lalu muridnya bertanya tentang kesigapan Syekh dalam mengenal bahwa ia syetan. Jawaban beliau dengan pernyataan yang menghalalkan segala yang haram yang membuatnya tahu. sebab peryataan semacam itu tentu bukan dari Alloh.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

48. MANKQOBAH KEEMPAT PULUH DELAPAN : SYEKH ABDUL QODIR MENAMPAR SYETAN

Pada suatu hari, Syekh Abdul Qodir didatangi syetan, sosok tubuhnya buruk menjijikan, pakaiannya compang-camping dan badannya bau busuk, lalu ia berucap: "Saya datang jauh-jauh untuk menghadapmu semata-mata dengan maksud menjadi pelayan Syekh. Semoga saya dapat diterima".

Permintaannya itu diacuhkan Syekh, lalu ditampar mukanya, seketika itu juga ia menghilang tanpa bekas. Saat muncul lagi, ia membawa obor yang menyala, maksudnya ingin membakar Syekh. Lalu beliau mengambil pedang dan ketika akan dilepas, ia kabur terbirit-birit. Tidak lama kemudian ia datang lagi sambil menangis pura-pura minta ampun tidak akan menggoda lagi, padahal diam-diam ia memperlihatkan peralatan untuk menggoda manusia. Syekh berkata: "Enyah kamu !. Berkali-kali kamu datang lagi menggodaku, dan aku tidak akan terpedaya dengan rayuan gombalmu".

Lalu dengan cepat beliau merampas alat-alat itu dari tangan syetan dan diredamnya. Akibat kegagalan usahanya, syetan itu kabur.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

49. MANKOBAH KEEMPAT PULUH SEMBILAN : RAJA BAGHDAD MEMBERI HADIAH UANG KEPADA SYEKH ABDUL QODIR, UANG ITU BERUBAH MENJADI DARAH

Diriwayatkan, raja Baghdad yang bernama Yusup bin Abi Mudhoffar memberi hadiah kepada Syekh Abdul Qodir berupa sepuluh pundi-pundi uang yang diantarkan oleh sepuluh kawula pengawalnya, namun hadiah itu tidak diterima Syekh. Akhirnya raja itu sendiri terjun datang kepada Syekh sambil berkata: "Saya sengaja datang ke sini untuk memberi hadiah bagi Syekh berupa sepuluh pundi uang, jangan sampai tidak diterima".

Lalu Syekh mengambil dua pundi sambil dipijit-pijit pundi uang itu dengan tangan beliau, tiba-tiba terpancarlah darah dari pundi uang itu mengalir keluar.

Syekh berkata: "Coba lihat pundi itu isinya bukan uang melainkan darah manusia melulu, hasil dari pemerasan manusia terhadap manusia, bagaimana mungkin saya harus menerima hadiah ini?".

Menyaksikan kejadian itu, sang raja merasa malu tersipu-sipu.

Syekh berkata: "Dengan adanya peristiwa ini, demi dzat keagungan Alloh, kalau sekiranya nasab keturunannya, silsilahnya tidak sampai menyambung kepada Rosululloh SAW. pasti darah ini akan mengalir menjadi sungai, dan darah itu nantinya akan mengalir ke rumahnya".

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

50. MANQOBAH KELIMA PULUH : SYEKH ABDUL QODIR DIMINTA MEMBERIKAN BUAH APEL OLEH RAJA BAGHDAD BUKAN PADA MUSIM BERBUAH

Diriwayatkan, pada suatu hari raja Baghdad datang berkunjung kerumah Syekh Abdul Qodir dengan maksud meminta karomah beliau untuk ketentraman hatinya.

Syekh berkata: "Kiranya apa saja yang perlu saya bantu ?".

Dijawab oleh sang raja, "Saya minta buah apel". Sedangkan pada waktu itu, buah apel belum musimnya berbuah. Lalu tangan beliau diangkat ke atas, pada waktu diturunkan kembali tangannya menggenggam buah apel, yang sebuah diberikan kepada raja, dan yang sebelah lagi dibelah oleh beliau sendiri.

Pada waktu sang raja membelah dan mengupas apel ternyata di dalamnya penuh dengan ulat-ulat (belatung) yang menjijikan.

Lalu raja bertanya, "Mengapa buah apel ini penuh dengan belatung ?", Syekh menjawab "Yah, karena buah itu telah dipegang oleh tangan kotor kedurhakaan".

Mendengar penjelasan dari Syekh, raja terkejut lalu dibacanya istighfar, kemudian ia bertobat di hadapan Syekh. Untuk perkembangan selanjutnya, raja Bagdad itu menjadi mitra Syekh sampai ia mangkat.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

51. MANQOBAH KELIMA PULUH SATU : WASIAT SYEKH ABDUL QODIR KEPADA PUTRANYA ABDUL ROZAK

Syekh Abdul Qodir telah berwasiat kepada putranya yang bernama Abdul Rozak. Beberapa wasiatnya di antaranya:

"Wahai anakku, semoga Alloh senantiasa melimpahkan taufik dan hidayahNya bagimu dan segenap kaum muslimin. Wahai Ananda, ayah berwasiat  bertakwalah kepada Alloh, pegang syara’ dan laksanakan dengan sebaik-baiknya dan pelihara pula batas-batas agama. Ketahuilah bahwa thorekatku dibangun berdasarkan al-Qur'an dan sunnah Rosululloh SAW.
Hendaknya kamu berjiwa bersih, dermawan, murah hati, dan suka memberi pertolongan kepada orang lain dengan jalan kebaikan. Kamu jangan bersikap tegar hati atau berlaku tidak sopan. Sebaiknya kamu bersikap sabar dan tabah menghadapi segala ujian dan cobaan, serta musibah yang dihadapimu.
Hendaknya kamu bersikap suka mengampuni kesalahan orang lain, dan bersikap hormat pada sesama ikhwan dan semua fakir miskin.
Jaga dan pelihara olehmu kehormatan guru-guru,  dan berbuat baiklah jika kamu bertemu dengan orang lain, beri nasihat yang baik bagi orang-orang besar tingkat kedudukannya, demikian pula bagi masyarakat kecil di bawahmu.
Jangan dibiasakan suka berbantah-bantahan dengan orang lain, kecuali dalam masalah agama.
Ketahuilah bahwa hakikat kemiskinan secara agama berupa ketidak butuhan akan ciptaan, semisal diri.
Tasawuf dicapai lewat kelaparan dan pantangan dari hal-hal yang disukai dan dihalalkan, dan pribadi yang bersikap tidak banyak bicara apalagi besar mulut.
Jika kamu berhadapan dengan orang miskin, jangan berpintar diri. Jangan dimulai dengan ilmu, sebab unjuk ilmu membuatnya tak senang, dan ia akan jauh darimu. Sebaliknya, hendaklah dimulai dengan kasih sayang, bersikap lembut karena kelembutan membuatnya senang dan lebih dekat padamu.
Tasawuf itu dibangun di atas kerangka landasan yang kokoh pada delapan hal yakni :
1) kedermawanan;
2) rido / pasrah, merasa senang menghadapi kegetiran qodo dan qodar;
3) sabar;
4) isyarat /memberi petunjuk;
5) mengembara / melanglangbuana;
6) berbusana wool/bulu;
7) pelintas rimba belantara / rimbawan; dan
8) fakir / bersahaja, sederhana.

Kedelapan nilai moral itu telah dimiliki oleh:
1) kedermawanan Nabi Ibrahim as;
2) keridoan, kepasrahan Nabi Ishak as;
3) kesabaran Nabi Ayub as;
4) isyaratnya Nabi Zakaria as;
5) berlanglangbuana seperti Nabi Yusuf as;
6) berbusana wool seperti Nabi Yahya as;
7) rimbawannya Nabi Isa as; dan
8) kefakiran, kesederhanaan Nabi Muhammad SAW.

Bila kamu berkumpul bersama-sama dengan orang kaya, perlihatkan kegagahan dan keberanianmu, namun sebaliknya perlihatkan kerendahan hati bila kamu berkumpul dan bergaul dengan orang miskin.
Hendaknya kamu mengikhlaskan diri dalam setiap laku perbuatan, dan kegiatan.
Seharusnya bermudawamah dzikrullah, artinya tiada putus-putusnya mengingat Alloh.
Kamu jangan berprasangka buruk kepada Alloh dalam segala situasi dan kondisi apapun. Demikian pula harus berserah diri kepada Alloh dalam segala tindak perbuatan.
Jangan menggantungkan diri kepada orang lain, percayalah kepada kemampuan dirimu sendiri, baik terhadap keluarga maupun teman sejawat.
Layani, dan selalu perhatikan para fakir miskin, terutama dalam tiga hal yakni: pertama, bersikap tawadu (merendahkan diri);
kedua berbudi pekerti yang baik dan mulia, dan
ketiga, kebeningan hati, dan mengekang hawa nafsu, agar kelak kamu menjadi hidup.
Perhatikan olehmu, bahwa yang paling dekat kepada Alloh ialah orang yang berbudi·pekerti yang luhur. Dan amal yang paling utama, ialah memelihara hati dari melirik kepada yang lain, selain hanya kepada Alloh saja.
Bila kamu bergaul bersama orang miskin berwasiatlah dengan jalan kebenaran dan kesabaran.
Tentang masalah dunia, kiranya cukup bagimu dua hal :
pertama bergaul dengan orang miskin,
kedua menghormati wali.

Selain dari pada Alloh, segala sesuatu itu jangan dipandang cukup, menyerang di bawahmu adalah pengecut, berlagak gagah terhadap sesama, adalah lemah, dan berlaku sombong kepada orang yang lebih tinggi kedudukannya, menunjukkan ketidaksopanan.
Ketahuilah, bahwa Tasawuf dan fakir merupakan dwi tunggal kebenaran yang hakiki, bukan bercanda atau main-main. Oleh karena itu jangan dicampur dengan bercanda.
Sekianlah wasiat ayahanda padamu. Semoga Alloh senantiasa melimpahkan taufik dan hidayah-Nya padamu dan pada murid-muridku atau siapapun yang mendengar wasiat yang disampaikan ini, semoga dapat mengamalkannya dengan diiringi keagungan dan syafaat jungjungan kita Nabi Muhammad SAW., Amin Ya Robbal ‘alamin".

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

52. MANQOBAH KE LIMA PULUH DUA: PRAKTEK SHOLAT HAJAT DAN TAWASUL KEPADA SYEKH ABDUL QODIR

Dalam kitab Bahjatul Asror, Syekh Abdul Qodlr Jaelani menerangkan: "Barang siapa yang bertawasul minta pertolongan kepadaku dalam kesusahan hidup, akan dihilangkan kesusahan itu. Barang siapa memanggil namaku (istigosah) dalam kesulitan akan diberi kegembiraan. Dan barang siapa yang bertawasul kepadaku untuk keperluan hidup akan dihasilkan maksudnya".

Barang siapa yang sholat sunat Hajat dua rokaat. pada tiap rokaat setelah membaca Fatihah lalu membaca surat lkhlas sebanyak sebelas kali, jadi dalam dua rokaat itu sebanyak dua puluh dua kali surat al-ikhlas.

Setelah mengucapkan salam terakhir, lalu bersujud dan mengucapkan do’a permohonan:

1. Minta diampuni dari segala dosa kesalahan;

2. Mengucapkan rasa terima kasih atas nikmat yang telah diterima;

3. Memohon semoga dihasilkan segala maksud/ cita-cita yang baik.

Setelah usai berdoa lalu berdiri menghadap ke kota Bagdad, dari kita menghadap ke arah barat daya, lalu langkahkan kaki selangkah-selangkah, dan pada setiap langkah disebut maksudnya dan disebut pula nama Syekh Abdul Qodir Jaelani, Insya Allah akan dihasilkan maksudnya.

Bacaan tiap langkah :

Langkah ke-l :

يا شيخ محي الدّين عبد القادر الجيلاني

"Ya, Syekh Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani"

Langkah ke-2 :

يا سيد محي الدّين عبد القادر الجيلاني

"Ya, Sayyida Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani"

Langkah ke-3 :

يا مولانا محي الدّين عبد القادر الجيلاني

"Ya, Maulana MuhyiddinAbduI Qodir Jailani"

Langkah ke-4 :

يا مخدوم محي الدّين عبد القادر الجيلاني

"Ya, Makhduma Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani"

Langkah ke-5 :

يا خاوجه محي الدّين عبد القادر الجيلاني

"Ya, Khowajah Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani"

Langkah ke-6 :

يا شاه محي الدّين عبد القادر الجيلاني

"Ya, Syaah Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani"

Langkah ke-7 :

يا درس محي الدّين عبد القادر الجيلاني

"Ya, Darrisa Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani"

Langkah ke-8 :

يا قطب محي الدّين عبد القادر الجيلاني

"Ya, Qutba Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani"

Langkah ke-9 :

يا سلطان محي الدّين عبد القادر الجيلاني

"Ya, Sulthona Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani"

Langkah ke-10 :

٠ يا غوث محي الدّين عبد القادر الجيلاني:

"Ya, Gaotsa Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani "

Langkahke-ll :

يا سيّد السادات محي الدّين عبد القادر الجيلاني

"Ya, Sayyidas Saadaati Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani" ·

Lalu ditutup dengan doa :

أللهم لك الكل و بك الكل ومنك الكل و إليك الكل وأنت الكل و كل الكل برحمتك يا أرحم الرحمين

Allohumma lakal kullu, wa bikal kullu, wa minkal kullu, wa ilaikalkullu, wa antal kullu, wa kullul kulli, birohmatika ya, arhamarrohimiin.

Kemudian membaca:

يا عبيد الله أغثني بإذن الله ويا شيخ الثقلين أغثني و أمددني في قضاء حواءجي

Ya ubaidalloh agisnii bi idznilah wa yasyaikhos sakolain agisnii waamdidniifi qo doi hawaaiji.

*Dalam praktek melangkah hendaknya disesuaikan dengan situasi tempat.

Sholat sunnat Hajat ini sebaiknya dilaksanakan setiap malam sebelum tidur atau setelah sholat Isya, yang diawali sholat Lisyukril Wudu (sholat sunnat Tohur), sholat Mutlak, sholat Istikhoroh, lalu sholat sunnat Hajat seperti di atas.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

53. MANQOBAH KELIMA PULUH TIGA: SYEKH ABDUL QODIR WAFAT

Menjelang akhir hayat Syekh, malaikat Izroil datang mengunjungi Syekh di kala matahari akan terbenam ke peraduannya. Malaikat Izroil itu datang membawa surat dari Alloh SWT. Buat Syekh dengan alamat sebagai berikut:

يصل هذا المكتوب من المحب الى المحبوب

"Yashilu Hadzal Maktuubu Minal Muhibbi Ilal Mahbubi (Surat ini dari Dzat Yang Maha Pengasih disampaikan kepada wali yang dikasihi)". Kemudian surat tersebut diterima oleh putranya yang bernama Sayyid Abdul Wahab.

Setelah diterima, masuklah dia bersama malaikat Izroil, sebelum surat dihaturkan kepada Syekh, beliau sudah mengerti bahwasanya beliau akan pindah ke alam 'uluwi, alam tinggi yakni meninggal dunia.

Syekh berkata kepada putra-putranya: "Jangan terlalu dekat, supaya menggeser agak jauh, karena lahiriahnya aku bersama-sama dengan kamu, sedang batiniahnya aku bersama dengan selain kamu, dan supaya diperluas ruang ini, karena hadir selain daripadamu, tunjukkan sopan santunmu.

Siang dan malam harinya, tak henti-hentinya beliau mengucapkan:

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته غفر الله لي ولكم تاب الله عليّ وعليكم بسم الله غير مودعين

"Wa 'alaikus Salam Warahmatullahi wabarakatuh Gofarollohu Lii Walakum, Taa-ballahu alaiyya wa alaikum. Bismillahi gaeri Muu-di-'ina".

Dan membaca:

وادخلوا في صفّ الأول أذا أجيء عليكم رفقا رفقا وعليكم السلام أجيء إليكم

" Wadkhuluu fi shaffi-l awwali. Idzan ajii-u Ilaikum. Rifqon Rifqon Wa 'alaikumussalaam Ajiu Ilaikum".

Dan dibaca:

قفوا اتاه الحقّ وسكرة الموت

"Qifuu Ataa—hul Haqqu Wa Sakaratul Mauti".

Beliau berpesan: "Jangan ada yang menanyakan apapun kepadaku, karena aku sedang bolak-balik dalam lautan ilmunya Alloh", lalu dibacakan :

إستعنت بلاإله إله إلا الله سبحانه وتعالى والمحي اللذي لا يخش الفوت سبحان من تعزز بالقدرة و قهر عباده بالموت لاإله إلا الله
لاإله إله إلا الله سبحانه وتعالى والمحي اللذي لا يخش الفوت سبحان من تعزز بالقدرة و قهر عباده بالموت لاإله إلا الله محمد رسول الله تعزز تعزز الله الله الله...........

"Ista'antu Bi Laa ilaaha illallohu, Subhanahuu Wata'ala Wal Muhyil-ladzi Laa Yakhsyal Fautu. Subhaana Man taaz-zaza Bil Qudrati Waqahri ’Ibaa-dahu Bil Mauti La Ilaa-ha Illallohu, Subhaa-nahu Wata'alaa Walhayyil-ladzi La Yakhsal gautsu, Subhaana Man taaz-zaza Bil Qudrotika Waqohri 'ibaa-dahu Bil Mauti Laa i1aa-ha illallohu Muhammadur Rosulullohil Taaz-zaza. Ta‘az-zaza, Allohu, Allohu, Allohu".

Terdengar suaranya nyaring, lalu suara lembut tidak terdengar lagi, dan meninggallah. Ridwanallahu ‘Anhu.

Syekh wafat pada malam Senin ba‘da lsya. pada tanggal 11 Rabi'u1Akhir tahun 561 Hijriyah (1166 Masehi ) pada usia 91 tahun.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

54. MANQOBAH KELIMAPULUH EMPAT : SYEKH ABDUL QODIR BERTEMU DENGAN WALI PEMBIMBING SYEKH HAMAD WALI BESAR PADA ZAMANNYA BELIAU

Selama belajar di Bagdad, karena sedemikian jujur dan murah hati, beliau mesti tabah menderita. Berkat bakat dan kesalehannya, beliau cepat menguasai ilmu pada masa itu. Beliau membuktikan diri sebagai ahli hukum terbesar di masanya. Tetapi kerinduan rohaniah yang mendalam dalam gelisah ingin mewujudkan diri. Bahkan dalam masa mudanya tenggelam dalam belajar. Beliau gemar mujahadah yakni penyaksian langsung akan segala kekuasaan dan keadilan Alloh melalui mata hatinya.

Beliau sering berpuasa dan tidak mau meminta makanan dari seseorang, meski harus pergi berhari-hari tanpa makan. Di Bagdad beliau sering menjumpai orang-orang yang berpikir secara rohaniah dan bergaul dengan mereka.

Dalam masa pencarian inilah beliau bertemu dengan Syekh Hamad, seorang penjual sirup yang merupakan wali besar pada zamannya. Lambat laun wali ini menjadi pembimbing rohani Syekh Abdul Qodir. Syekh Hamad adalah seorang wali yang sangat keras, karenanya diperlakukan sedemikian keras sufi yang sedang tumbuh ini. Namun calon Ghaots ini menerima semua ini sebagai koreksi bagi kecacatan rohaninya.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***
55. MANQOBAH KELIMA PULUH LIMA : SYEKH ABDUL QODIR DENGAN LATIHAN-LATIHAN ROHANINYA

Setelah menyelesaikan studinya, beliau kian keras terhadap dirinya. Beliau mulai mematangkan diri dari semua kebutuhan dan kesenangan hidup. Waktu dan tenaganya tercurah pada sholat dan membaca al-Qur‘an. Sholat demikian menyita waktunya sehingga beliau sering sholat Subuh tanpa berwudu lagi karena belum batal.

Diriwayatkan pula, beliau kerap kali tamat membaca al-Qur'an dalam satu malam. Selama latihan rohaninya ini, dihindarinya berhubungan dengan manusia, sehingga beliau tidak bertemu atau berbicara dengan seorang pun. Bila ingin berjalan-jalan, beliau berkeliling padang pasir. Akhirnya beliau tinggalkan Bagdad dan menetap di Syutsar, l2 hari perjalanan dari Bagdad.
Selama sebelas tahun beliau menutup diri dari keramaian dunia. Akhir masa ini menandai berakhirnya latihannya. Beliau menerima Nur yang dicarinya. Dari sifat kehewanannya kini telah digantikan oleh wujud mulianya.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

56. MANKOBAH KELIMA PULUH ENAM: SYEKH ABDUL QODIR MELAKSANAKAN KEGIATAN IBADAHNYA DAN WIRID YANG BELIAU BACA
Diriwayatkan, para ulama menerangkan bahwa Syekh Abdul Qodir mempunyai murid yang tetap sebanyak enam puluh orang. Mereka belajar tiap hari, bagi mereka yang tidak mempunyai pena Syekh memberi hadiah baginya, dan mereka yang ingin mempunyai sejarah silsilah guru, beliau sendiri yang menulisnya. Apabila beliau batal dari wudu, beliau melaksanakan mandi wajib pengganti wudu. Pernah terjadi pada suatu malam beliau menderita sakit perut, sampai lima puluh kalau beliau bolak-balik pergi ke kakus untuk qodo hajat, dan setiap balik itu selalu beliau melaksanakan mandi wajib. Adakalanya beliau langsung sendiri pergi ke pasar berbelanja untuk makanan fakir miskin, hal ini kalau terlihat pelayannya sedang istirahat. Syekh tidak merasa canggung bekerja seperti menumbuk, memasak makanan lalu membagikannya kepada fakir miskin. Syekh sangat menghormati para penziarah yang datang berkunjung kepada beliau. Jarang sekali beliau makan daging atau makan makanan yang serba enak dan mewah. Pribadi beliau sangat tawadu, ikhlas lillahi ta’ala. Beliau sering berbelanja ke pasar untuk memenuhi keperluan dan permintaan keinginan anak-anak. Karomah beliau jarang diperlihatkan atau dipamerkan kepada umum, malah seringkali disembunyikan. Pernah beliau berkata: "Barang siapa yang memperlihatkan, memamerkan karomah, tiada lain ia hanya mengharapkan duniawiyahnya saja, kecuali kalau diperintah Alloh, atau karena motivasi hikmah". Pada setiap hari beliau melaksanakan sholat sunnat seribu rokaat banyaknya, yang dibaca surat Mujammil, Surat Rohman. Bila membaca surat Al-lkhlas sekurang-kurangnya dibaca seratus kali. Setiap melaksanakan sholat fardu diakhiri dengan khatarn al-Qur'an. Tiap malam beliau membaca Asma Arbainiyyah enam ratus kali banyaknya, demikian pula pada siang harinya. Seusai sholat Duha, sholat Asar, dan ba’da sholat Tahajud beliau membaea doa Saefi, lalu beliau membaca Sholawat Kubro, Asmaul Husna. Asmaun Nabawi, dan setiap bacaan sebanyak seribu kali. *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***

57. MANQOBAH KELIMA PULUH TUJUH : SYEKH NAQSYABANDI MENERIMA TALKIN ZIKIR ISMUDZAT DARI SYEKH ABDUL QODIR

Syekh Abdullah Al Balko meriwayatkan dalam kitab Khawariqul Ahtab Fi Ma'rifatil Akhtob pada bab kedua puluh lima: "Saya menerima berita dari Khowajaki Sarmasat, ia mendengar pembicaraan guru-guru (para Syekh Kamilin) yang bertempat tinggal di negara Bukhori, mereka menceritakan bahwa Syekh Abdul Qodir Ghaotsal 'Adhom pada suatu hari beliau berdiri diatas pagu, loteng sebuah rumah menghadap ke arah kawasan Bukhoro. Di sana beliau bersama-sama dengan jamaah ikhwan, beliau mencium wangi kemuliaan, lalu Syekh berkata: "Nanti sepeninggalku, pada masa seratus lima puluh tujuh tahun yang akan datang, akan lahir seorang anak lelaki Qolandi Muhamadi, nama lengkapnya Syekh Bahauddin Muhammad An-Naqsyabandi. Dia akan memperoleh limpahan nikmat keistimewaanku", dan hal ini terbukti seperti apa yang dikatakan Syekh.

Diriwayatkan pula, pada waktu Syekh Naqsyabandi setelah beliau menerima baiat pentalkinan dari gurunya As-Sayyid Amir Kulal, gurunya memerintahkan kepada Syekh Naqsyabandi agar thorekatnya itu dihayati dengan sungguh-sungguh, dengan menguatkan ingatannya kepada lsmul 'Adhom. Dirasakan oleh beliau bahwa Ismu Dzat itu masih labil, belum mantap dalam hatinya, sehingga timbul rasa cemas, lalu berangkatlah menuju suatu lapangan, kebetulan di sana beliau bertemu dengan Nabi Khidir a.s. Setelah disambut dengan ucapan salam, Nabi Khidir a.s. berkata: "Wahai Bahauddin, sesungguhnya Ismu Dzat itu telah sampai padaku, telah kuperoleh dari Syekh Abdul Qodir, oleh karena itu saya anjurkan padamu agar kami bertawajjuh rabithoh kepada Syekh Abdul Qodir untuk memperoleh keberkahannya".

Pada malam harinya, Syekh Bahauddin mimpi bertemu dengan Syekh Abdul Qodir, langsung beliau memberi isyarat dengan jari tangan kanannya ke arah dada Syekh Bahauddin, lalu beliau mencap mentalkin lsmul 'Adhom itu pada hatinya. Setelah ditalkin, terasa kemantapan dan bisa menghayati sesuatu yang dicemaskan tadi. Keesokan harinya telah dikenal di kalangan masyarakat di tempat itu hal yang telah dialami Syekh Bahauddin, lalu mereka menanyakannya. Syekh Bahauddin menjawab: "Sesungguhnya ini suatu pelimpahan dari segala kelimpahan suatu inayah, pada malam keberkahan itu, saya telah memperoleh limpahan kenikmatan dari Gaotsal 'Adhom dan pada malam itu saya melihat bertambahnya peningkatan kondisi mental kerohanianku".

Pada masa itu telah mashur di kalangan masyarakat dan para wali bahwa Syekh Bahauddin telah dicap Ismudzat pada hatinya oleh Syekh Abdul Qodir. Demikian pula halnya Syekh Abdul Qodir mencap, mentalkin lsmul 'Adhom (Ismu Dzat) pada hati murid-muridnya.
Kemudian banyak para wali yang datang berkunjung kepada Syekh Bahauddin, mereka menanyakan tentang pandangannya atas perkataan Syekh Abdul Qodir: "Qodamii ‘Alaa Roqobati Kulli Waliyulloh". Syekh Bahauddin menjawab "Sesungguhnya menurut pandanganku beliau itu bukan hanya sekedar memijak pundak, tapi "’Alaa ‘aeni au ’alaa Bashirotti (Memijak pada mataku atau pada mata hati nuraniku)".

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

DOA MANQOBAH

ilà hadlroti sulthònul auliyå-i wa qudwatil ashfiyà-i quthbir robànì wal ghoutsush shomadànì sayyidì assayyid 'abdul qòdir aljailànì
-alfàtihah-

allòhhumma sholli wa sallim 'alà sayyidinà wa habìbìna wa syafi'ìnà wa maulànà muhammadiw wa 'alà àlihhì wa ashhàbihhì ajma'ìna.
-àmìn-

allòhhumma bi asmà-ikal husnà wa bi-asmà-i nabiyyikal mushthofà wa bi-asma-i waliyyika 'abdul qòdiril mujtabà thohhhir qulùbanà ming kulli washfiy yubà'idunà 'ang musyàhhadatika wa mahabbatika wa amitnà 'alàs sunnati wal jamà'ati wa syarrih bihhà shudùronà wa yassir bihhà umùronà wa farij bihhà hhumùmanà waksyif bihhà ghumù manà waghfir bihhà dzunùbanà waqdli bihhà duyùnanà wa ashlih bihhà ahwàlanà wa balligh bihhà åmàlanà wa taqobal bihhà taubatanaa waghshil bihhà haubatanà wangshur bihhà hujjatanà waj 'alnà bihhà minal muttabi'ìna lisyarì'ati nabiyyikal muttashifìna bimahabbatihhìl muhtadìna bihhadyihhì wa sìrotihhì wa taffanà bihhà 'alà sunnatihhì wa là tahrimnà fadl-la syafà'atihhì wahsyurnà fì zumrotihhì wa atbà'ihhìl ghurril muhajjalìna wa asy-yà'ihhis sàbiqìna wa ash-hàbihhil yamìni yå arhamar ròhimìna.

***

Sumber:
http://mbahgendut.blogspot.com