SELAMAT DATANG Para Pencari Cinta Sejati,Tanpa Membenci,Tanpa Menyalahkan,Tanpa Kesombongan,Tanpa Membedakan,Semoga Engkau Mendapat Rahmat Alloh~Raden Bagus Langlang Jagat

road to sufi

road to sufi

Friday, January 13, 2017

Manakib Syekh Abd Qadir Jaelani ra-Manqobah 1 sd 35




                                Manakib Syekh Abd Qadir Jaelani ra
                                             ~ Manqobah 1 sd 35 ~
 
a'uudzu billaahhi minasy syaithoonir rojiim. alaa inna auliya alloohhi laa khoufun 'alaihim walaa hum yahzanuun

bismillaahhir rohmaanir rohiim alhamdulillaahhi robbil 'aalamiin wal 'aaqibatu lilmuttaqiin
wa laa 'udwaana illa 'alaazh zhoolimiin washsholaatu wassalaamu 'alaa sayyidinaa muhammadiw wa 'alaa aalihhii wa shohbihhi ajma'iin ammaa ba'du

Dengan asma Alloh Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Puja-puji bagi Alloh Pembina semesta alam.

Sholawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan alam, nabi kita Nabi Muhammad saw, beserta keluarganya, sahabatnya, serta auliya Alloh, dan para pengikut beliau dari dahulu sampai sekarang dan pada masa yang akan datang.

Maka ini sekelumit Manaqib Sulthonul Auliya Syekh Abdul Qodir Jaelani qsn, memetik dari kitab Tafrikhul Khothir fii Manaqibis Syaikh Abdul Qodir dan dari kitab 'Uquudul Laili fii Manaqibil Jaili.

Semoga dengan diperingati dan dibacakan manaqib ini, yakni riwayat serta sejarah perjuangan Syekh Abdul Qodir Jaelani, senantiasa Alloh SWT melimpahkan kurnia kepada kita sekalian, terutama kepada shohibul hajat keselamatan dan keberkahannya.

*********

1. MANQOBAH PERTAMA: MENERANGKAN TENTANG NASAB KETURUNAN SYEKH ABDUL QODIR JAELANI


NASAB DARI AYAH

Sayyid Abu Muhammad Abdul Qodir Jaelani ayahnya bernama : Abu Sholeh Janki Dausat, putra Abdullah, putra Yahya az-Zahid, putra Muhammad, putra Daud, putra Musa at-Tsani, putra Musa al-Jun, putra Abdulloh al-Mahdi, putra Hasan al-Mutsanna, cucu Nabi Muhammad saw. putra Sayyidina 'Ali Karromallohu Wajhahu.

NASAB DARI IBU

Sayyid Abdul Qodir Jaelani ibunya bernama : Ummul Khoer Ummatul Jabbar Fathimah putra Sayyid Muhammad putra Abdulloh asSumi'i, putra Abi Jamaluddin as-Sayyid Muhammad, putra al-Iman Sayid Mahmud bin Thohir, putra al-Imam Abi Atho, putra sayid Abdulloh al-Imam Sayid Kamaludin Isa, putra Imam Abi Alaudin Muhammad al-Jawad, putra Ali Rido Imam Abi Musa al-Qodim, putra Ja'far Shodiq, putra Imam Muhammad al-Baqir, putra Imam Zaenal Abidin, putra Abi Abdillah al-Husain, putra Ali bin Abi Tholib Karromallohu wajhah.

Dengan demikian, Syekh Abdul Qodir Jaelani adalah Hasani dan sekaligus Husaini.

***
اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

2. MANQOBAH KEDUA: BEBERAPA MACAM TANDA KEMULIAAN PADA WAKTU SYAIKH ABDUL QODIR DILAHIRKAN

Sayid Abu Muhammad Abdul Qodir Jaelani dilahirkan di Naif, Jailani Irak pada tanggal 1 bulan Romadhon, tahun 470 Hijriyah, bertepatan dengan 1077 Masehi.

Beliau wafat pada tanggal 11 Rabiul Akhir tahun 561 Hijriyah bertepatan dengan 1166 Masehi, pada usia 91 tahun. Beliau dikebumikan di Bagdad, Irak.


PADA MALAM BELIAU DI LAHIRKAN ADA LIMA KAROMAH (KEMULIAAN):

1. Ayah Syekh Abdul Qodir Jaelani, yaitu Abi Sholih Musa Janki, pada malam hari bermimpi dikunjungi Rosululloh SAW., diiringi para Sahabat dan Imam Mujtahidin, serta para wali. Rosululloh bersabda kepada Abi Sholih Musa Janki: "Wahai, Abi Sholih kamu akan diberi putra oleh Alloh. Putramu bakal mendapat pangkat kedudukan yang tinggi di atas pangkat kewalian sebagaimana kedudukanku diatas pangkat kenabian. Dan anakmu ini termasuk anakku juga, kesayanganku dan kesayangan Alloh.

2. Setelah kunjungan Rosululloh SAW, para Nabi datang menghibur ayah Syekh Abdul Qodir : "Nanti kamu akan mempunyai putra, dan akan menjadi Sulthonul Auliya, seluruh wali selain Imam Makshum, semuanya di bawah pimpinan putramu".

3. Syekh Abdul Qodir sejak dilahirkan menolak untuk menyusu, baru menyusu setelah berbuka puasa.

4. Di belakang pundak Syekh Abdul Qodir tampak telapak kaki Rosululloh SAW, dikala pundaknya dijadikan tangga untuk diinjak waktu Rosululloh akan menunggang buroq pada malam Mi'raj.

5. Pada malam dilahirkan, Syekh Abdul Qodir diliputi cahaya sehingga tidak seorangpun yang mampu melihatnya. Sedang usia ibunya waktu melahirkan ia berusia 60 tahun, ini juga sesuatu hal yang luar biasa.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

3. MANQOBAH KETIGA : KECERDASAN SYEKH ABDUL QODIR DALAM WAKTU MENUNTUT ILMU


Syekh Abdul Qodir dalam menuntut ilmu berusaha mencari guru-guru yang sudah pakar dalam ilmunya. Beliau mempelajari serta memperdalam bermacam-macam disiplin ilmu diantaranya disiplin ilmu syari'ah.

Seluruh gurunya mengungkapkan tentang kecerdasan Syekh Abdul Qodir. Beliau belajar ilmu Fiqih dari Abil Wafa 'Ali bin 'Aqil. Dari Abi 'Ali Khotob alKaludiani dan Abi Husein Muhammad bin Qodhi. Ditimbanya ilmu Adab dari Abi Zakaria At-Tibrizi. Ilmu Thoriqoh dipelajarinya dari Syekh Abi Khoer Hamad bin Muslim bin Darowatid Dibbas.

Sementara itu, beliau terus menerus meraih pangkat yang sempurna, berkat rahmat Alloh Yang Maha Esa sehingga beliau menduduki pangkat tertinggi. Dengan semangat juang yang tinggi, disertai kebulatan tekad yang kuat beliau berusaha mengekang serta mengendalikan hawa nafsu keinginannya. Beliau berkhalwat di Iraq dua puluh tahun lamanya, dan tidak berjumpa dengan siapapun.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

4. MANQOBAH KEEMPAT : KEPRIBADIAN DAN BUDI PEKERTI SYEKH ABDUL QODIR

Akhlaq, pribadi Syekh Abduk Qodir Jaelani sangat taqwa disebabkan sangat takutnya kepada Alloh, hatinya luluh, air matanya bercucuran. Do'a permohonannya diterima Alloh. Beliau seorang dermawan berjiwa sosial, jauh dari perilaku buruk dan selalu dekat dengan kebaikan. Berani dan kokoh dalam mempertahankan haq, selalu gigih dan tegar dalam menghadapi kemungkaran. Beliau pantang sekali menolak orang yang meminta-minta, walau yang diminta pakaian yang sedang beliau pakai. Sifat dan watak beliau tidak marah karena hawa nafsu, tidak memberi pertolongan kalau bukan karena Alloh.

Beliau diwarisi akhlaq Nabi Muhammad SAW., ketampanan wajahnya setampan Nabi Yusuf a.s. Benarnya (shiddiqnya) dalam segala hal sama dengan benarnya Sayidina Abu Bakar r.a. Adilnya, sama dengan keadilan Sayidina Umar bin Khottob r.a. Hilimnya dan kesabarannya adalah hilimya Sayidina Utsman bin Affan r.a. Kegagahan dan keberaniannya, berwatak keberanian Sayidina Ali bin Abi Tholib Karromallohu wajhah.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

5. MANQOBAH KELIMA : PAKAIAN SYEKH ABDUL QODIR DAN UJIAN YANG BELIAU TERIMA

Pakaian Syekh Abdul Qodir yaitu jubah dari bulu domba yang kasar, dikepala beliau dililitkan sebuah kain. Di kala beliau berjalan walaupun jalan yang dilaluinya banyak durinya, beliau jarang beralas kaki, tidak memakai terompah apalagi sepatu. Makanannya cukup hanya makan buah-buahan dan dedaunan. Dan kebiasaan beliau, tidak tidur dan tidak minum air kecuali hanya sedikit saja, dan pernah dalam waktu yang lama, beliau tidak makan, kemudian beliau berjumpa dengan seseorang yang memberikan sebuah pundi-pundi berisikan sejumlah uang dirham. Sebagai pemberian hormat kepada pemberinya, beliau mengambil sebagian uang tadi untuk membeli roti dan bubur, kemudian duduklah beliau untuk memakannya. Tiba-tiba ada sepucuk surat yang tertulis demikian :

انما جعلت الشهوات لضعفاء عبادي ليستعينوا بها على الطاعة واما الاقوياء فما لهم الشهوات

INNAMAA JU'ILATIS SYAHAWAATU LIDHU'AFAA'I 'IBAADII LIYASTA'IINUU BIHAA 'ALAT-THO'AATI, WA AMMAL AQWIYAA'U FAMAA LAHUMUS-SYAHAWAATU

(Sesungguhnya syahwat-syahwat itu adalah untuk hamba-hambaKU yang lemah, untuk menunjang berbuat tho'at. Adapun orang-orang yang kuat itu seharusnya tidak punya syahwat keinginan).

Maka setelah membaca surat tersebut beliau tidak jadi makan. Kemudian beliau mengambial saputangannya, terus meninggalkan makan roti dan bubur tadi. Lalu beliau menghadap qiblat serta sholat dua roka'at. Setelah sholat, beliau mengerti bahwa dirinya masih diberi pertolongan oleh Alloh SWT. Dan hal itu merupakan ujian bagi beliau.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

6. MANQOBAH KEENAM : SYEKH ABDUL QODIR BERSAMA NABI KHIDHIR DI IRAQ

Pada waktu Syekh Abdul Qodir memasuki negara Iraq, beliau ditemani oleh Nabi Khidhir a.s., pada waktu itu Syekh belum kenal, bahwa itu Nabi Khidhir a.s., Syekh dijanjikan oleh Nabi Khidhir, tidak diperbolehkan mengingkari janji. Sebab kalau ingkar janji, bisa berpisah. Kemudian Nabi Khidhir a.s. berkata : "Duduklah engkau disini ! Maka duduklah Syekh pada tempat yang yang ditunjukkan oleh Nabi Khidhir a.s. selama 3 tahun. Setiap tahunnya Syekh dikunjungi oleh Nabi Khidhir a.s. sambil berkata : "Janganlah kamu meninggalkan tempat ini sebelum aku datang kepadamu !".

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

7. MANQOBAH KETUJUH : KEBIASAAN SYEKH ABDUL QODIR SETIAP MALAM DIGUNAKAN UNTUK IBADAH SHOLAT DAN DZIKIR

Syekh Abu Abdillah Muhammad al-Hirowi meriwayatkan bahwa :"Saya berkhidmat menjadi mitra dan mendampingi Syekh Abdul Qodir selama empat puluh tahun lamanya. Selama itu saya (Syekh Abu Abdillah) menyaksikan beliau bila sholat Shubuh hanya dicukupkan dengan wudhu 'Isya, artinya beliau tidak bathal wudhu.

Seusai sholat lalu Syekh masuk kamar menyendiri sampai waktu sholat Shubuh. Para pejabat pemerintah banyak yang datang untuk bersilaturrahmi, tapi kalau datangnya malam hari tidak bisa bertemu dengan beliau terpaksa mereka harus menunggu sampai waktu Shubuh.

Pada suatu malam saya mendampingi beliau, sekejap matapun saya tidak tidur, saya menyaksikan sejak sore hari beliau melaksanakan sholat dan pada malam harinya dilanjutkan dengan zikir, lewat sepertiga malam lalu beliau membaca :

ALMUHIITHUR ROBBUSY SYAHIIDUL HASIIBUL FA'AALUL KHOLLAAQUL KHOOLIQUL BAARI`UL MUSHOWWIR.

Tampak badannya bertambah kecil sampai mengecil lagi, lalu badannya berubah menjadi besar dan bertambah besar, lalu naik tinggi ke atas meninggi bertambah tinggi lagi, sampai tidak tampak dari pemandangan. Sejurus kemudian beliau muncul lagi berdiri melakukan sholat dan pada waktu sujud sangat lama sekali.

Demikianlah beliau mendirikan sholat semalam suntuk, dari dua pertiga malam harinya, lalu beliau menghadap qiblat sambil membaca do'a.

Tiba-tiba terpancarlah sinar cahaya menyoroti arah beliau dan badannya diliputi sinar cahaya dan tidak henti-hentinya terdengar suara yang mengucapkan salam sampai terbit fajar.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

8. MANQOBAH KEDELAPAN : BERLAKU BENAR DAN JUJUR ADALAH PANDANGAN HIDUP SYEKH ABDUL QODIR

Diriwayatkan, Syekh Abdul Qodir ditanya oleh seorang ikhwan, "Apakah pedoman dalam pandangan hidup ber'amal?". Beliau menjawab: "Bagiku wajib benar pantang untuk berdusta."

Diriwayatkan, pada waktu Syekh menginjak usia muda belia, berusia 18 tahun. Pada suatu hari yaitu hari Arafah bagi kaum muslimin yang naik haji atau sehari sebelum 'Iedul Adha, beliau pergi ke padang rumput menggembalakan seekor unta. Ditengah perjalanan unta tersebut menoleh ke belakang dan berkata kepada beliau : "Hei Abdul Qodir, kamu tercipta bukan sebagai penggembala unta."

Peristiwa itu mengejutkan Syekh, dan beliau kembali pulang. Sekembali di rumahnya, beliau naik ke atap rumahnya, dan dengan mata bathinnya beliau melihat suatu majelis yang amat besar di Arafah. Setelah itu Syekh datang menemui ibunya dan berkata : "Wahai Ibunda tercinta, tadi sewaktu saya menggembala unta, si unta berkata padaku dengan bahasa manusia yang fasih ; 'Hei Abdul Qodir, kamu tercipta bukan sebagai penggembala unta', karenanya bila bunda mengizinkan, saya ingin mesantren ke negeri Baghdad."

Seperti telah diketahui umum, pada waktu itu Baghdadlah pusat pengetahuan agama Islam.

Ketika Ibunya mendengar permohonan puteranya, maka keluarlah air matanya, mengingat ia sudah tua dan suaminya, yakni Ayahanda Syekh Abdul Qodir sudah lama meninggal dunia; timbul pertanyaan di hati Sang Bunda: apakah aku akan bertemu lagi dengan puteraku tercinta?

Akan tetapi karena Sang Ibu adalah seorang wanita yang bersih hati, maka ia tidak menghalangi niat mulia Sang Putra.

Lalu Sang Ibu berkata: "Baiklah wahai anakku, bila memang tekadmu sudah bulat, Ibu mengizinkanmu mesantren ke Baghdad, ini Ibu sudah mempersiapkan uang 40 dinar yang ibu jahit dalam bajumu, persis dibawah ketiak bajumu. Uang ini adalah peninggalan Almarhum Ayahmu. Namun sebelum berpisah, Ibu ingin agar kau berjanji pada ibu, agar jangan pernah kau berdusta dalam segala keadaan."

Syekh Abdul Qodirpun mempersembahkan janjinya pada Sang Bunda : "Saya berjanji untuk selalu berkata benar dalam segala keadaan, wahai ibunda". Kemudian berpisahlah ibu dan anak tersebut dengan hati yang amat berat.

Setelah beberapa hari kafilah berangkat, dan Syekh Abdul Qodir turut pula di dalamnya berjalan dengan selamat, maka tatkala kafilah itu hampir memasuki kota Baghdad, di suatu tempat, Hamdan namanya, tiba-tiba datang segerombolan perampok. Enam puluh orang penyamun berkuda merampok kafilah itu habis-habisan.

Semua perampok tadi tidak ada yang memperdulikan, menganiaya atau bersikap bengis kepada Syekh Abdul Qodir, karena beliau nampak begitu sederhana dan miskin. Mereka berprasangka bahwa pemuda itu tidak punya apa-apa.

Kemudian ada salah seorang penyamun datang bertanya "Hei anak muda, apa yang kau punyai?" Kemudian Syekh menjawab :" Saya punya uang 40 dinar".
"Tampang gembel gini ngaku kaya, huh,dasar!", hardik si penyamun sambil ngeloyor pergi.

Lalu si penyamun menghadap kepala rampok sambil mengadu :" Wahai ketua , tadi ada pemuda miskin, ia mengaku mempunyai 40 dinar, namun tidak ada satupun yang percaya."

"Dasar bodoh, bukannya kalian buktikan, malah dibiarkan, bawa pemuda itu kesini!", bentak si kepala rampok pada anak buahnya. Lalu Syekh di hadapkan kepada pimpinan rampok dan ditanya oleh ketua rampok : "Hai anak muda, apa yang kau punyai?".

Syekh Abdul Qodir menjawab: "Sudah kubilang dari tadi, bahwa aku mempunyai 40 dinar emas, di jahit oleh ibuku di bawah ketiak bajuku, kalau kalian tidak percaya biar kubuktikan!". Lalu Syekh membuka bajunya dan mengiris kantong di bawah ketiak bajunya dan sekaligus menghitung uang sejumlah 40 dinar tadi.

Melihat uang sebanyak itu, sang kepala penyamun bukannya bergembira, tapi malah diam terpesona sejenak, lalu bertanya pada Syekh : "Anak muda, orang lain jangankan punya uang sebanyak ini, punya satu senpun kalau belum dipukul belum mau menyerahkan, kenapa kamu yang punya uang sebanyak ini justru selalu jujur kalau ditanya?".

Syekh menjawab dengan tenang: " Aku telah berjanji pada ibuku untuk jujur dan tidak dusta dalam keadaan apapun. Jika aku berbohong maka tidak bermakna upayaku menimba ilmu agama."

Mendengar jawaban itu, sang kepala penyamun tadi bercucuranlah air matanya, dan jatuh terduduk di kaki Syekh Abdul Qodir sambil berkata : "Dalam keadaan segawat ini, kau tidak berani melanggar janji pada ibumu, betapa hinanya kami yang selama ini melanggar perintah Tuhan, sekarang saksikan di hadapanmu bahwa kami bertobat dari pekerjaan hina ini."

Kemudian kepala perampok tadi dan anak buahnya mengembalikan semua barang-barang hasil rampokan kepada kafilah, perjalanan dilanjutkan sampai ke Baghdad. Anak buah perampok semua mengikuti jejak langkah pemimpinnya. Kembalilah mereka kedalam masyarakat biasa mencari nafkah dengan halal dan jujur.

* Diriwayatkan, kepala perampok itu menjadi murid pertamanya.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

9. MANQOBAH KESEMBILAN: SYEKH ABDUL QODIR UNTUK PERTAMA KALINYA MEMBERIKAN CERAMAH PENGAJIAN DI HADAPAN PARA ULAMA BAGHDAD

Dalam kitab Bahjatul Asror diterangkan bahwa pada hari selasa tanggal enam bulan Syawal tahun 521 Hijriyah menjelang waktu dzuhur, saya melihat kedatangan Rosululloh SAW, kata Syekh Abdul Qodir, lalu beliau bersabda kepadaku : "Wahai anakku, mengapa kamu tidak segera memberikan pengajian pada jama'ah pengajian itu?". Lalu Syekh Abdul Qodir mengemukakan alasannya : "Ya Rosulalloh, bagaimana saya bisa memberikan pengajian, sebagaimana diketahui bahwa saya ini orang ajam, sedangkan mereka para Alim Ulama Baghdad yang akan kuhadapi, mereka sangat fasih berbahasa Arab".

"Coba buka mulutmu!", sabda Rosululloh SAW. yang ditujukan kepadaku. Lalu saat itu pula saya membuka mulut, kemudian diludahinya mulutku tujuh kali oleh Rosululloh SAW. Sabda beliau : "Mulai sekarang, silakan kamu mengajar, ajaklah mereka menuju Tuhanmu dengan jalan hikmat dan kebijaksanaan, berikan nasihat dengan tuntunan dan tutur kata yang baik." Setelah itu beliau menghilang dari pandanganku. Setelah kejadian itu lalu aku melaksanakan sholat Dzuhur.

Tidak berapa lama kemudian saya melihat orang-orang berdatangan dari beberapa arah, mereka berbondong-bondong menuju madrosahku. Menghadapi kejadian ini saya menjadi gugup, badan terasa menggigil, dagu menggeletar, gigi gemeretak, hatiku berdebar-debar. Dan anehnya lagi mulutku terasa terkunci dan tidak bisa berbicara.

Menghadapi kebingungan ini tiba-tiba terlihat Sayyidina Ali langsung berdiri di hadapanku sambil bertanya: "Mengapa kamu tidak segera memulai pengajian?". Dengan penuh khidmat saya menjawab: "Saya menjadi kaku dan gugup, tidak bisa berbicara menghadapi orang banyak". Lalu beliau menyuruh padaku untuk membuka mulut.

Setelah mulutku dibuka agak ternganga, lalu diludahinya enam kali. Saya bertanya kepada beliau: "Mengapa tidak tujuh kali ?". Beliau memjawab: " Karena menghormati kepada yang lebih tinggi kedudukannya, yakni Rosululloh SAW". Setelah itu beliau menghilang lagi dari pandanganku.

Sejurus kemudian badanku menjadi tidak kaku dan hatiku terasa lapang, tidak ada sesuatu apapun yang mengganjal, lalu saat itu pula pengajian dibuka dan dimulai dengan lancarnya.

Pada pengajian pertama itu saya mulai memberikan nasihat dengan pendahuluan pembahasan sebagai berikut:

ghowwasul fikri yaghusu fi bahril qolbi 'ala duroril ma'arifi faastakhrijuhaa ilas sahilis shodri fayunaadi 'alaiha simsarut turjumanil lisani watasytari binafaisi husnit tho'ati fi buyutin adzinallohu anturfa'a.

"Pola pikirku diibaratkan para penyelam, menyelam ke dasar lautan hati, untuk mencari mutiara ma'rifat, setelah kuperoleh lalu aku muncul kepermukakaan tepi pantai lautan dada, lalu para pialang melalui para penerjemahnya menawarkan dagangannya, dan mereka membeli dengan nilai ketaatan, ketaqwaan yang baik.

Firman Alloh dalam Al-Qur'an: Pelita itu dalam rumah-rumah (mesjid) yang sudah diijinkan Alloh menghormatinya dan menyebut namaNYA dalam rumah itu serta bertasbih didalamnya pagi dan petang."
(Q.S. An-Nur :36).

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

10. MANQOBAH KESEPULUH : PARA ULAMA BAGHDAD BERKUMPUL DI MADROSAH SYEKH ABDUL QODIR DENGAN MEMBAWA MASALAH YANG BERBEDA

Syekh Abu Muhammad Al-Mufarroj meriwayatkan , pada waktu saya ikut hadir di majelis Syekh Abdul Qodir, seratus orang ulama Baghdad telah berkumpul masing-masing membawa berbagai masalah untuk menguji Syekh, lalu beliau menundukkan kepalanya, maka tampaklah oleh mereka cahaya laksana kilat keluar dari dada beliau. Kemudian cahaya itu menghampiri dada tiap para ulama tadi, spontan mereka menjadi gemetar kebingungan dan nafas mereka naik turun, lalu mereka berteriak dengan teriakan yang sama, baju yang mereka pakai mereka robek-robek sendiri, demikian pula sorban yang mereka pakai, mereka lemparkan sendiri, lalu mereka mendekati kursi Syekh dan di pegangnya kaki beliau, lalu masing-masing bergiliran meletakkan kaki Syekh di atas kepala mereka.

Pada saat itu suasana menjadi gaduh dan hiruk pikuk. Lalu Syekh memeluk dan mendekap para alim ulama itu seorang demi seorang, dan masalah yang akan dikemukakan mereka satu-persatu dijawabnya dengan tepat dan jelas serta memuaskan. Mereka menjadi tercengang serta kagum atas kepintaran dan kehebatan Syekh dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tadinya akan mereka tanyakan.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***

11. MANQOBAH KESEBELAS : TELAPAK KAKI NABI MUHAMMAD SAW. MEMIJAK PUNDAK SYEKH ABDUL QODIR PADA MALAM MI'RAJ

Syekh Rosyidin Al-Junaidi meriwayatkan, pada malam Mi'raj, malaikat datang menghadap Rosululloh SAW. sambil membawa buroq. Tampak sekali kaki buroq itu bercahaya laksana bulan, dan paku kasut telapak kakinya bersinar seperti sinar bintang.

Dikala buroq itu dihadapkan kepada Rosululloh SAW., ia tidak bisa diam dan kakinya bergoyang-goyang seperti sedang menari. Rosululloh SAW. bertanya " Mengapa kamu tidak diam? Apakah kamu menolak untuk kutunggangi?". Buroq berunjuk sembah: "Tidak, demi nyawa yang menjadi penebusnya, saya tidak menolak, namun ada suatu permohonan, nanti pada waktu Rosululloh SAW. akan masuk surga, jangan menunggangi yang lain selain saya sendiri yang menjadi tunggangannya." Rosululloh SAW. menjawab: "baik, permintaanmu akan kukabulkan ". Buroq masih mengajukan permohonannya: "Ya Rosulalloh, saya mohon agar tangan yang mulia memegang pundakku untuk tanda bukti nanti pada hari kiamat". Lalu dipegangnya pundak buroq itu oleh Rosululloh SAW. Karena gejolak rasa gembira sehingga jasad buroq itu tidak cukup untuk menampung ruhnya, sehingga naiklah badannya membumbung tinggi keatas setinggi empat puluh hasta tinggi badannya. Rosululloh berdiri sebentar melihat badan buroq itu menjadi naik keatas sehingga terpaksa Rosululloh SAW. mencari dan memerlukan tangga.

Sementara itu, sekonyong-konyong datanglah ruh Ghoutsul A'dhom Syekh Abdul Qodir Jailani mengulurkan pundaknya sambil berkata: "Silahkan pundakku diinjak untuk dijadikan tangga". Lalu Rosululloh memijakkan kaki beliau pada pundak Syekh, dan ruh itu mengantarkan telapak kaki Rosululloh SAW. untuk menunggangi buroq. Di saat itu Rosululloh SAW. bersabda: "Telapak kakiku menginjak pundakmu, dan telapak kakimu nanti akan menginjak pundaknya para waliyulloh.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***
12. MANQOBAH KEDUA BELAS: PARA WALI MENYAKSIKAN PERINGKAT KETINGGIAN SYEKH ABDUL QODIR

Diriwayatkan dalam kitab Roudhotun Nadhirin fii Manaqibi As-Syaikh Abdul Qodir, pada masa periode keenam dari zaman Abi Ali Al-Hassan As-Sirri, sampai pada masa kelahiran Syekh Abdul Qodir, tidak ada seorang 'alim ulama, kecuali pada umumnya mereka membicarakan tentang keagungan pangkat kewalian Syekh dan akan menginjak pundak para waliyulloh.

Para 'alim ulama itu menerima isi dari pengumuman tersebut, kecuali seorang wali dari kota Asfahan ia menolak isi dari pengumuman itu. Dengan adanya penolakan tentang kewalian Syekh, pada saat itu juga gugurlah ia dari pangkat kewaliannya.

Hampir tiga ratus tahun lagi Syekh Abdul Qodir akan lahir, kedudukan pangkat kewaliannya sudah masyhur dikenal masyarakat.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

13. MANQOBAH KETIGA BELAS: KERUSAKAN ORANG-ORANG YANG MENYEBUT SYEKH ABDUL QODIR TANPA BERWUDHU

Dalam kitab Kanzil Ma'ani diriwayatkan bahwa Syekh Abdul Qodir pada waktu pertama kali beliau menerima pangkat kewaliannya, beliau diliputi dengan sifat Jalaliyah Alloh, yakni sifat Keperkasaan-Kesaktian. Oleh karena itu namanya menjadi sangat sakti. Kesaktiannya telah terbukti bagi orang yang menyebut nama Syekh Abdul Qodir dengan bersikap secara tidak sopan, menyebut nama beliau dengan tidak punya wudhu, akan putus lehernya.

Pada waktu berjumpa dengan Rosululloh SAW., Rosul berpesan: "Wahai Abdul Qodir, sikap perilakumu itu jangan kau lakukan lagi, banyak yang menyebut nama Alloh dan namaku, mereka tidak bersifat sopan".

Setelah menerima amanat beliau, saat itu juga sikap perbuatan itu beliau tinggalkan.

Banyak ulama Baghdad yang menghadap Syekh Abdul Qodir, mereka mengharapkan agar beliau melepaskan sikap perbuatan itu, mengingat banyak yang menjadi korban, dan merasa iba terhadap mereka. Syekh Abdul Qodir berkata :"Sesungguhnya hal ini bukanlah keinginan saya, saya menerima sabda dari Alloh yang isinya: "Kamu sudah mengagungkan nama-Ku, namamu juga ku agungkan".

Para alim ulama mengemukakan yang menjadi sebab nama Syekh Abdul Qodir itu sangat sakti karena beliau selalu membaca Saefi Hizbul Yaman karangan Sayyidina Ali Karromallohu Wajhah.


اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

14. MANQOBH KEEMPAT BELAS : ORANG YANG MEMBACA HADIAH (BERTAWASUL) KEPADA SYEKH ABDUL QODIR AKAN DI HASILKAN MAKSUDNYA

Diriwayatkan oleh guru-guru yang telah mendapat kehormatan, barang siapa yang menyebut nama Syekh Abdul Qodir dengan tidak berwudhu, Alloh akan menyempitkan rezeqinya. Dan barang siapa yang bernazar akan membaca hadiah bagi Syekh Abdul Qodir, harus segera dilaksanakan agar kelak jangan disebut orang yang menantang dan dikhawatirkan akan menerima kutukan.

Barangsiapa yang bersedekah makanan yang manis-manis pada malam Jum'at lalu dibagikan pada faqir miskin dan sebelumnya membaca hadiah bertawasul dengan membaca fatihah kepada Syekh Abdul Qodir lalu dimohonkan karomah dan syafa'atnya, Insya Alloh akan dihasilkan segala maksudnya dan akan mendapat pertolongan dari Alloh.

Barangsiapa yang membaca fatihah berhadiah kepada Syekh Abdul Qodir, bagi orang tersebut akan diberi kelapangan, dan akan dikeluarkan dari segala kesulitan dunia dan akhirat.

Barangsiapa yang menyebut nama Syekh Abdul Qodir dengan mempunyai wudhu dengan keikhlashan serta mengagungkan dan menghormati kepada beliau, Alloh akan melimpahkan kegembiraan pada hari itu baginya serta akan dilebur dosanya.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

15. MANQOBAH KELIMA BELAS: NAMA SYEKH ABDUL QODIR SEPERTI ISMUL A'DZHOM

Di dalam kitab Haqoiqul-Haqoiq diriwayatkan, ada seorang perempuan datang menghadap Syekh Abdul Qodir mengadukan hal anaknya: "Saya hanya mempunyai seorang anak, kini ia hilang tenggelam kedasar laut, saya percaya dengan penuh keyakinan bahwa Syekh bisa mengembalikan lagi anak saya dan menghidupkan kembali, hidup seperti sedia kala, untuk hal ini saya mohon pertolongannya".

Mendengar keluhan dan permohonan perempuan itu, Syekh berkata: "Sekarang juga pulanglah dan anakmu sekarang sudah berada di rumahmu".

Perempuan itu pulang dengan tergesa-gesa, setibanya di rumah, anaknya itu tidak ada.

Sementara itu segera ia menghadap lagi kepada Syekh sambil menangis melapor bahwa anaknya itu tidak ada di rumahnya.

Syekh berkata: "Sekarang anakmu sudah berada di rumahmu, sebaiknya kamu segera pulang".

Perasaan rindu pada anaknya menggebu-gebu, namun setibanya di rumah, anaknya belum juga ada. Dengan penuh keyakinan ia tidak merasa putus asa datang lagi menghadap Syekh sambil menangis menjerit-jerit, mohon supaya anaknya itu hidup lagi.

Sejenak kemudian Syekh menundukkan kepalanya dan tegak kembali sambil berkata: "Sekarang tidak salah lagi, pasti anakmu saat ini juga sudah berada di rumah".

Dengan penuh harap ia pulang menuju rumahnya, dan setibanya di rumah ternyata anaknya dengan selamat hidup kembali berkat karomah Syekh Abdul Qodir.

Menghadapi peristiwa ini, Syekh Abdul Qodir bermunajat mengadukan halnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sambil menumpahkan isi hatinya: "Sungguh saya merasa malu, Ya Alloh, oleh seorang perempuan sampai tiga kali ia mengadukan hal anaknya. Apa latar belakangnya, dan apa pula hikmah dari segala rahasia keterlambatan ini ?".

Alloh menjawab: "Semua ucapan dan janjimu kepada perempuan itu, kesemuanya itu benar tidak salah. Dan untuk diketahui pada waktu pertama kamu mengatakan pada perempuan itu bahwa anaknya sudah berada di rumah, waktu itu malaikat baru mengumpulkan tulang belulangnya yang berserakan, dan untuk perkataan dan janjimu yang kedua kalinya, juga tidak salah, karena waktu itu seluruh anggota tubuhnya baru utuh kembali dan dihidupkan, dan ketiga kalinya pada waktu perempuan itu tiba di rumahnya, si anak itu baru diangkat dari dasar laut dan dikembalikan kerumahnya."

Kemudian Syekh mengadu lagi pada Tuhan : "Ya Alloh, Engkau menciptakan makhluk penghuni dunia yang berlimpah ruah banyaknya dan beraneka ragam jenisnya, hal itu sangat mudah bagi-Mu, hanya sekilas lintas dan sepatah kata saja sudah terwujud, demikian pula halnya pada waktu mengumpulkan makhluk-Mu di Padang Mahsyar hanya dalam tempo yang singkat sudah berkumpul, dibandingkan dengan hanya seorang anak yang saya mohonkan sampai ia terlambat dan cukup makan waktu yang lama, apa pula hikmahnya Ya Alloh?".

Ketika itu Alloh bersabda: "Wahai Abdul Qodir, kamu jangan merasa sakit hati, sekarang kamu silakan minta pasti kuberi".

Dengan spontan Syekh merebahkan kepalanya bersujud syukur sambil berkata: "Engkau Kholiq pencipta semua makhluq, dan saya makhluk yang diciptakan oleh-Mu, semuanya juga pemberian-Mu, rasa syukur yang tiada terhingga saya ucapkan atas segala anugerah-Mu yang kuterima". 


Lalu Alloh memberi hadiah kehormatan kepada Syekh dan bersabda: "Barang siapa melihatmu pada hari Jum'at, ia akan Ku-jadikan wali, dan kalau kamu melihat ketanah tentu akan jadi emas".

Syekh berkata lagi: "Ya Alloh, semua anugerah pemberian-MU itu rasanya kurang bermanfaat bagiku, saya mohon karunia-Mu yang lebih bermanfaat dan lebih mulia setelah saya meninggal dunia".

Alloh bersabda: "Namamu dibuat seperti nama-Ku pada imbalan pahalanya. Barang siapa Barang menyebut namamu, pahalanya sama dengan orang yang menyebut nama-KU".

***
‏‎
اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

allohummansyur 'alaihi rohmatau waridhwana waamiddana bi asrorihi fii kulli waqti wamakaan.

***



16. MANQOBAH KEENAMBELAS: SYEKH ABDUL QODIR MENGHIDUPKAN ORANG YANG SUDAH MATI DALAM KUBUR

Dalam kitab Asrorut Tholibin diriwayatkan Syekh Abdul Qodir pada waktu melewati suatu tempat, beliau bertemu dengan seorang umat Islam sedang hangat bersilat lidah, berdebat dengan seorang umat Nasrani.

Setelah beliau mengadakan penelitian dan pemeriksaan yang seksama apa yang menjadi sebab sehingga terjadi perdebatan yang sengit itu, kata seorang Muslim: "Sebenarnya kami sedang membanggakan Nabi kami masing-masing, siapa di antara Nabi kami yang paling baik, dan saya berkata padanya Nabi Muhammad-lah Nabi yang paling utama". Kata orang Nasrani: "Nabi Isa-lah yamg paling sempurna".

Syekh bertanya kepada orang Nasrani: "Apa yang menjadi dasar dan apa pula dalilnya kamu mengatakan bahwa Nabi Isa-lah lebih sempurna dari Nabi lainnya".

Lalu orang Nasrani itu menjawab: "Nabi Isa mempunyai keistimewaan, beliu menghidupkan kembali orang yang sudah mati".

Syekh melanjutkan lagi pertanyaannya: "Apakah kamu tahu aku ini bukan Nabi, aku hanya sekedar pengikut dan penganut agama Nabi Muhammad SAW?".

Kata orang Nasrani: "Ya benar, saya tahu".

Lebih jauh Syekh berkata lagi: "Kalau kiranya aku bisa menghidupkan kembali orang yang sudah mati, apakah kamu bersedia untuk percaya dan beriman kepada agama Nabi Muhammad SAW?".

"Baik, saya mau beriman kepada agama Islam", jawab orang Nasrani itu.

"Kalau begitu, mari kita mencari kuburan".

Setelah mereka menemukan sebuah kuburan dan kebetulan kuburan itu sudah tua, sudah berusia lima ratus tahun, lalu Syekh mengulangi lagi pertanyaannya: "Nabi Isa kalau akan menghidupkan orang yang sudah mati bagaimana caranya ?".

Orang Nasrani menjawab: "Beliau cukup mengucapkan QUM BIIDZNILLAH (Bangun kamu dengan Izin Alloh)".

"Nah sekarang kamu perhatikan dan dengarkan baik-baik !", kata Syekh, lalu beliau menghadap pada kuburan tadi sambil mengucapkan: "QUM BIIDZNII (Bangun kamu dengan izinku)".

Mendengar ucapan itu orang Nasrani tercengang keheranan, belum habis herannya, kuburan terbelah dua, keluar mayat dari dalamnya. Mayat itu keluar sambil bernyanyi. Konon pada waktu hidupnya mayat itu seorang penyanyi.

Menyaksikan peristiwa aneh tersebut, ketika itu juga, orang Nasrani berubah keyakinannya dan beriman masuk agama Islam.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohummansyur 'alaihi rohmataw waridlwaanaa wa amiddanaa bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

17. MANQOBAH KE TUJUH BELAS : SYEKH ABDUL QODIR MEREBUT RUH DARI MALAKUL MAUT

Abu Abas Ahmad Rifa'i meriwayatkan , ada seorang pelayan Syekh Abdul Qodir meninggal dunia, kemudian isterinya datang menghadap beliau mengadukan halnya sambil menangis. Maka terbitlah belas kasihan dalam hati beliau karena ratap tangis itu. Lalu pada sore harinya terbanglah beliau ke angkasa mengejar malaikat maut yang sedang kelangit membawa keranjang maknawi penuh berisi ruh-ruh manusia dan baru selesai tugasnya mencabut nyawa orang pada hari itu.

Kemudian beliau meminta kepada malaikat maut supaya menyerahkan kepada beliau nyawa muridnya atau mengembalikan nyawa tersebut pada badannya semula. Permintaan itu ditolak oleh malaikat maut. Karena penolakan itu, beliau merebut dan menarik keranjang maknawi, maka tumpahlah semua nyawa yang ada dalam keranjang, nyawa-nyawa itu pun kembali ke jasadnya masing-masing.

Menghadapi peristiwa ini malaikat dengan segera mengadukan halnya kepada Tuhan Yang Maha Esa : "Ya Alloh, Engkau mengetahui tentang kekasih-Mu dan wali-Mu Abdul Qodir".

Alloh bersabda : "Memang benar, Abdul Qodir itu kekasih-Ku, karena tadi nyawa pelayannya tidak kamu berikan, akibatnya seluruh ruh itu terlepas, dan sekarang kamu menyesal karena kamu tidak memberikannya.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

allohummansyur 'alaihi rohmatau waridhwana waamiddana bi asrorihi fii kulli waqti wamakaan.

***

18. MANQOBAH KE DELAPAN BELAS: BERKAT KAROMAH SYEKH ABDUL QODIR BAYI PEREMPUAN MENJADI BAYI LAKI-LAKI

Syekh Hawad Al-Qodiri meriwayatkan, ada seorang laki-laki datang menghadap Syekh Abdul Qodir dengan permohonan ingin memperoleh anak laki-laki karena Syekh tempat berlindungnya orang banyak, dan do'anya selalu di terima Alloh SWT.

Kata Syekh : "Permohonanmu itu wajar-wajar saja, nanti juga kamu akan memperoleh anak laki-laki".

Mendengar pernyataan yang menggembirakan itu setiap hari ia selalu hadir di madrosah majelis ta'lim Syekh Abdul Qodir.

Beberapa hari kemudian isterinya melahirkan anak bayi perempuan, lalu dengan segera ia membawa bayi itu menghadap Syekh, sambil menyerahkan bayinya ia berkata diiringi keluhan: "Dari dahulu saya selalu mengharap ingin memperoleh anak lelaki, namun kenyataannya kini bayi perempuan, bukan bayi laki-laki".

Kata Syekh : "Segera balut burit bayimu itu dan bawa pulang, nanti juga kamu akan memperoleh bayi laki-laki". Kemudian dibalutnya bayi itu dengan pemburitan lalu diemban dibawa pulang.

Setibanya di rumah lalu dibuka pembebat bayinya, dan dengan diliputi rasa bahagia si mungil bayi itu menjadi bayi laki-laki berkat karomah Syekh Abdul Qodir dan seijin Alloh Yang Maha Kuasa.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

allohummansyur 'alaihi rohmatau waridhwana waamiddana bi asrorihi fii kulli waqti wamakaan.

***

19. MANQOBAH KESEMBILAN BELAS : DISELAMATKANNYA ORANG YANG FASIQ KARENA MENJAWAB SYEKH ABDUL QODIR KEPADA MALAIKAT MUNKAR NAKIR

Diceritakan pada zaman Syekh Abdul Qodir ada orang yang fasiq, tetapi sangat mahabbah/mencintai Syekh Abdul Qodir. Setelah orang itu meninggal, kemudian di dalam kubur ditanya oleh Malaikat Munkar Nakir. Jawaban orang tersebut hanyalah Abdul Qodir. Kemudian datanglah sebuah jawaban dari Alloh: "Wahai Munkar Nakir, orang itu memang betul-betul fasiq, dan harus disiksa, tetapi karena dia sangat mahabbah /mencintai kepada kekasih-Ku maka diampuni oleh-Ku.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohummansyur 'alaihi rohmataw waridlwaanaa wa amiddanaa bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

20. MANQOBAH KEDUAPULUH : SEEKOR BURUNG PIPIT TERBANG DIATAS KEPALA SYEKH ABDUL QODIR, LALU JATUH DAN MATI

Sebagian dari karomah Syekh Abdul Qodir sedang berwudhu, tiba-tiba beliau dikotori oleh seekor burung pipit yang sedang terbang diatas kepala beliau, kemudian Syekh mengangkat kepala dan dilihatnya burung pipit itu, maka jatuhlah burung itu dan mati.

Kemudian pakaian yang sedang beliau pakai yang dikotori tadi lalu dicucinya dan disedekahkan sebab kematian seekor burung pipit, beliau berkata : "Kalau sekiranya kami berdosa karena matinya seekor burung pipit, maka kain ini sebagai kifaratnya".

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohummansyur 'alaihi rohmataw waridlwaanaa wa amiddanaa bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

21. MANQOBAH KEDUA PULUH SATU : SYEKH ABDUL QODIR MENGUSAP BURUNG ELANG YANG TERPUTUS KEPALANYA DAN TERBANG KEMBALI

Diriwayatkan sebagian dari karomah Syekh Abdul Qodir, pada suatu hari Syekh Abdul Qodir sedang mengadakan pengajian di hadapan murid-muridnya di madrosah yang beliau pimpin. Waktu itu keadaan cuaca sangat buruk angin berhembus dengan kencangnya, tiba-tiba muncul seekor burung elang melewati atap madrosah dengan suara yang keras hingar bingar mengganggu orang yang hadir dimajelis pengajian, maka beliau berkata : "Wahai angin, potonglah kepalanya !". Lalu angin bertiup dengan kencangnya memotong kepala burung elang sehingga terpisah dari badannya dan jatuh dihadapan Syekh.

Kemudian beliau turun dari kursinya mengambil bangkai burung elang itu dan meletakkannya di atas tangan beliau, diusapnya burung itu dengan membaca :

بسم الله الرحمن الرحيم

tiba-tiba burung elang hidup kembali kemudian terbang lagi dengan ijin Alloh SWT, dan hal ini disaksikan oleh segenap jama'ah pengajian.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

allohummansyur 'alaihi rohmatau waridhwana waamiddana bi asrorihi fii kulli waqti wamakaan.

***

22. MANQOBAH KE DUA PULUH DUA : SYEKH ABDUL QODIR TIAP TAHUN MEMBEBASKAN HAMBA SAHAYA DARI PERBUDAKAN, SERTA NILAI BUSANA

Pada sebagian kitab manaqib meriwayatkan bahwa Syekh Abdul Qodir tiap hari raya sudah menjadi tradisi beliau membeli beberapa hamba sahaya untu dimerdekakan dari belenggu perbudakan. Setelah dimerdekakan demi membina kemantapan lebih lanjut Syekh mewusulkan mereka kepada Alloh SWT.

Syekh Abdul Qodir bila berpakaian, beliau memakai pakaian yang serba indah, bagus dan mahal harganya. Nilai kainnya harga perkilonya (0, 6888 M) seharga 10 dinar, dan tutup kepalanya seharga 70 ribu dinar. Terompahnya untuk alas kaki yang beliau pakai bertaburan intan berlian dan jamrud. Paku terompahnya terbuat dari perak, namun pakaian yang serba mewah dan indah itu bila ada orang yang memerlukannya saat itu juga beliau berikan.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohummansyur 'alaihi rohmataw waridlwaanaa wa amiddanaa bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

23. MANQOBAH YANG KEDUA PULUH TIGA : SYEKH ABDUL QODIR MENERIMA MAKANAN YANG TURUN DARI LANGIT

Diriwayatkan, pada waktu Syekh Abdul Qodir sedang berkhalwat selama empat puluh hari lamanya, beliau bermaksud demgan niat yang kuat, yaitu tidak akan minum dan makan berupa makanan dunia, terkecuali kalau makanan itu turun dari langit, dan air untuk minum pada waktu berbuka puasa.

Tinggal dua puluh hari lagi menuju hari yang keempat puluh, terbukalah langit-langit atap rumahnya. Dikala itu datang seorang laki-laki membawa wadah tempat buah-buahan yang dipegang dengan kedua belah tangannya yang berisikan aneka ragam buah-buahan yang langka adanya, rupanya bagus serta mengagumkan mata. Lalu dihidangkan kepada Syekh, beliau berkata : "Ini makanan dari mana?" Sang pembawa tadi menjawab :"Ini dari alam malakut dan jamuan ini untuk Syekh". Syekh menjawab : "Jauhkan wadah itu dari pandanganku, karena emas dan perak diharamkan oleh Rosululloh SAW". kemudian wadah yang terbuat dari emas dan perak itu dibawa kembali.

Pada waktu akan berbuka puasa datang berkunjung malaikat sambil berkata : "Wahai Abdul Qodir, ini jamuan dari Alloh SWT". Disodorkan baki yang penuh diisi makanan, lalu beliau terima dan beliau makan bersama-sama dengan para pelayannya.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***


24. MANQOBAH KEDUA PULUH EMPAT : MASYARAKAT YANG MENDERITA PENYAKIT THO'UN/KOLERA SEMBUH DENGAN RUMPUT DAN AIR MADROSAH SYEKH

Para ulama meriwayatkan, pernah terjadi pada zaman Syekh Abdul Qodir telah berjangkit wabah penyakit tho'un / kolera sehingga ratusan ribu orang yang meninggal dunia.

Berduyun-duyun masyarakat datang minta pertolongan kepada Syekh, beliau mengumukan kepada masyarakat : "Barang siapa yang memakan rerumputan yang tumbuh di sekitar madrosahku, Alloh akan menyembuhkan penyakit yang diderita masyarakat".

Karena terlalu banyak yang sakit dan rerumputan sebagai obat penangkal tidak cukup malah sudah habis, lalu Syekh mengumumkan lagi : "Barang siapa yang meminum air madrosahku akan disembuhkan Alloh SWT."

Mendengar pengumuman itu, para penderita penyakit, mereka beramai-ramai minum air yang ada di sekitar madrosah Syaikh, seketika itu juga mereka menjadi sembuh kembali, sehat wal'afiat. Penyakit tho'un yang mengganas segera lenyap.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

25. MANQOBAH KEDUA PULUH LIMA : TULANG BELULANG AYAM HIDUP KEMBALI BERKAT KAROMAH SYEKH ABDUL QODIR

Diriwayatkan, ada seorang perempuan datang menghadap Syekh Abdul Qodir mengantarkan anaknya untuk berguru pada Syekh, untuk mempelajari ilmu suluk, Syekh memerintahkan agar si anak harus belajar dengan tekun mengikuti cara-cara orang salaf dan ditempatkan di ruang kholwat.

Beberapa hari kemudian si ibu selaku orangtua murid datang menengok anaknya dan dilihat tubuh anaknya itu menjadi kurus, makannya hanya roti kering dan gandum. Si ibu kemudian masuk keruang Syekh dan melihat di hadapannya tulang-tulang sisa makanan daging ayam yang sudah bersih. Ibu itu berkata :"Menurut penglihatan saya Tuan Syekh makan dengan makanan yang serba enak. Sedang anak saya badannya kurus karena makanannya hanya bubur gandum dan roti kering, untuk hal itu apa maknanya sehingga ada perbedaan?".

Mendengar pertanyaan itu lalu Syekh meletakkan tangannya di atas tulang-belulang ayam sambil bekata :

قومي باذن الله تعالى الذي يحي العظام وهي رميم

QUUMII BI IDZNILLAHI TA'ALA ALLADZI YUHYIL 'IDZOMA WA HIYA ROMIIM

(berdirilah dengan idzin Alloh yang menghidupkan tulang belulang yang sudah hancur).

Lalu berdirilah tulang-belulang itu menjadi ayam kembali sambil berkokok :

لا اله الا الله محمد رسول الله الشيخ عبد القادر ولي الله

(Tidak ada Tuhan selain Alloh, Muhammad utusan Alloh, Syekh Abdul Qodir kekasih Alloh).

Syekh berkata pula kepada orang tua anak itu : "Kalau anakmu dapat berbuat seperti ini, maka ia boleh makan seenaknya asal yang halal".

Ibu itu merasa malu oleh Syekh dan mohon maaf atas prasangka yang buruk. Dengan keyakinan yang bulat, ibu itu menyerahkan anaknya kepada Syekh untuk dididik.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

26. MANQOBAH KEDUAPULUH ENAM: ANJING PENJAGA ISTAL SYEKH ABDUL QODIR MEMBUNUH SEEKOR HARIMAU

Diriwayatkan, bahwa Syekh Ahmad Zandah bila berkunjung bersilaturrohmi kepada para waliyulloh, ia selalu menunggang seekor harimau, dan bagi pribumi yang dikunjunginya harus menyediakan seekor sapi untuk pangan harimaunya.

Pada waktu ia berkunjung kepada Syekh Abdul Qodir, dimintanya seekor sapi yang digunakan sebagai penarik timba air setiap harinya, karena kebetulan sapi itu yang dilihatnya.

Sementara harimau sedang mengintai sapi yang menjadi mangsanya, tidak diketahui sebelumnya bahwa di situ ada seekor anjing galak penjaga istal kuda kepunyaan Syekh, tiba-tiba anjing itu menyerang, menerkam harimau dan digigitnya hingga mati. Ahmad Zandah terkejut, timbul perasaan malu pada dirinya, dengan merendahkan diri dan sikap hormat segera ia menghadap Syekh lalu mencium tangan beliau.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***


27. MANQOBAH KE DUAPULUH TUJUH : SYEKH ABDU QODIR MEMBELI EMPAT PULUH EKOR KUDA UNTUK CADANGAN OBAT ORANG SAKIT

Diriwayatkan, ada seseorang yang bertempat tinggal di suatu tempat agak jauh dari kota baghdad. Terbetik berita yang sampai kepadanya tentang kemasyhuran Syekh Abdul Qodir, ia bermaksud akan berziarah berkunjung ke rumah Syekh karena terdorong rasa mahabbah.

Setiba di kota Baghdad, ia tercengang keheran-heranan melihat bangunan istal kuda kepunyaan Syekh sangat megah dan bagus, papan lantai istalnya dibuat dari emas dan perak,pelananya dibuat dari sutra dewangga yang indah warnanya, kudanya ada 40 ekor semuanya bagus dan mulus sehingga kebagusannya tidak ada tolok bandingannya.

Terlintas dalam hatinya prasangka yang kurang baik, bisikkan hatinya berbicara: "Konon dikatakan orang ia seorang wali, tetapi mengapa kenyataannya jauh berbeda sekali ?. Ia seorang penggemar pencinta dunia. di mana ada seorang wali yang cenderung mencintai dunia ?. Sikap prilaku semacam begini tidak pantas diberikan gelar waliyulloh (Kekasih Alloh)".

Semula ia ingin bertemu dengan Syekh. seketika itu juga dibatalkan niatnya tadi, lalu ia bertamu kepada seseorang di kota itu.

Selang beberapa hari kemudian ia jatuh sakit, dan penyakitnya sangat parah, tidak ada seorang dokterpun di kota itu yang mampu mengobati penyakitnya. Kebetulan ada seorang ulama ahli hikmah, ia memberi petunjuk, katanya: "Menurut diagnosa penyakitnya itu sangat canggih, sulit untuk bisa sembuh, kecuali kalau diobati dengan terapi hati kuda sebanyak empat puluh hati kuda, baru bisa sembuh, dengan persyaratan kudanya harus memiliki, mempunyai sifat dan bentuk khas tertentu."

Di antara mereka ada yang memperhatikan, dan menyarankan segera menghubungi Syekh, "Karena beliaulah yang memiliki beberapa ekor kuda dan mempunyai sifat bentuk khas yang diperlukan itu. Mintalah kepada beliau pertolongan dan bantuannya. Beliau seorang dermawan dan suka memberi pertolongan."

Di waktu mereka menghadap Syekh, dengan suka rela beliau mengabulkan permintaan mereka, setiap harinya disembelih seekor kuda untuk diambil hatinya, sehingga kuda yang empat puluh ekor itu habis semuanya.

Dengan pengobatan empat puluh hati kuda, sembuhlah orang itu dari penyakitnya, ia sembuh sehat seperti sedia kala. Dengan rasa syukur yang tiada hentinya diiringi rasa malu, ia datang menghadap Syekh untuk mohon ampunannya.

Syekh berkata: "Untuk diketahui olehmu, bahwa sejumlah ekor kuda yang ku beli itu sebenarnya cadangan dan bagian untukmu, karena aku tahu bahwa kamu akan mendapat musibah menderita penyakit parah yang tidak ada obatnya kecuali harus dengan empat puluh kerat hati kuda. Aku tahu maksudmu, semula kamu datang berziarah kepadaku semata-mata didorong rasa cinta kepadaku, namun waktu itu kamu berprasangka buruk, dan kau tidak tahu hal yang sebenarnya sehingga kamu bertamu kepada orang lain."

Setelah mendengar penjelasan itu, ia merasa banyak bersalah dan segera ia bertobat, lalu Syekh meluruskan dan memantapkan keyakinannya.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

28. MANQOBAH KEDUA PULUH DELAPAN : JIN DAN SYETAN DIBAWAH KEKUASAAN SYEKH ABDUL QODIR

Diriwayatkan, pada waktu Nabi Sulaiman a.s. memusatkan perhatian pada renungannya, terlintas dalam hati beliau kekhawatiran terhadap ummat nanti di akhir zaman. Kekhawatiran dari gangguan jin dan kenakalan syaithan yang demikian jahatnya dengan perbuatan yang tidak sopan.

Tiba-tiba terdengar suara dari alam ghaib, sabda Alloh : "Kamu jangan khawatir, sebab nanti akan lahir Nabi penghabisan yaitu Muhammad SAW. Diantara salah seorang anak cucunya ada yang bernama Abdul Qodir, ia akan diberi kekuasaan menguasai jin dan syethan, tidak ada jin dan syetan yang tidak tunduk kepadanya."

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***


29. MANQOBAH KEDUA PULUH SEMBILAN : MENGAMPUNINYA RAJA JIN KEPADA ORANG YANG TELAH MEMBUNUH ANAKNYA

Ulama Baghdad meriwayatkan, bahwa di Baghdad ada seorang ulama', seusai sholat Jum'at berangkatlah ia diiringi para santri-santrinya berziarah ke pemakaman.

Di tengah perjalanan ia menemukan seekor ular hitam yang sedang melata. Dipukulnya ular itu dengan tongkat sampai mati. Setelah ular dibunuh langsung saja alam sekitar daerah itu diliputi kabut kelam dan menjadi gelap. Para santrinya tambah terkejut karena gurunya mendadak hilang. Mereka berusaha mencari ditiap-tiap tempat namun tidak ditemukan. Tiba-tiba gurunya muncul kembali dengan pakaian serba baru. Mereka heran, dan segera menghampiri gurunya sambil menanyakan kejadian yang dialaminya. Kemudian diceritakannya bahwa asal kejadian itu begini permulaannya:
"Tadi waktu cuaca gelap, aku dibawa oleh Jin menuju sebuah pulau. Lalu aku dibawa menyelam kedasar laut menuju suatu daerah kerajaan jin, dan aku dihadapkan kepada sang raja jin. Pada waktu aku bertemu, ia sedang berdiri di atas singgasana mahligai kerajaannya.

Dihadapannya membujur sesosok mayat di atas panca persada yang sangat indah bentuknya. Kepala mayat itu pecah, darah mengalir dari tubuhnya.

Sejurus kemudian sang raja jin bertanya kepada pengawalnya yang membawa aku: "Siapa orang yang kau bawa itu?".

Para pengawalnya menjawab : "Inilah orang yang telah membunuh putera tuanku raja".

Lalu raja jin menatap tajam padaku dengan muka marah. Wajahnya merah padam, dengan geramnya raja jin menghardikku: "Mengapa kamu membunuh anakku yang tidak berdosa? Bukankah kamu lebih tahu tentang dosanya membunuh, padahal kamu katanya seorang ulama' yang mengetahui masalah-masalah hukum?!", Dia berkata dengan suara lantang muka berang menakutkan.

Segera aku menjawab menolak tuduhan itu: "Perkara membunuh anakmu aku tolak, apalagi yang namanya membunuh, bertemu mukapun aku belum pernah."

Raja jin menjawab :"Kamu tidak bisa menolak, ini buktinya, para saksinya juga banyak!".

Lalu dengan tegas tuduhan itu kusanggah: "Tidak, tidak bisa, semuanya bohong, itu fitnah semata!".

Para saksi jin mengusulkan supaya raja memeriksa darah yang melekat diujung tongkatnya. Lalu sang raja bertanya: "Itu darah apa yang ada ditongkatmu?".

Aku menjawab: "Darah ini bekas cipratan darah ular yang kubunuh".

Raja jin berkata dengan geramnya: "Kamu manusia yang paling bodoh. Kalau kamu tidak tahu ular itu anakku!".

Dikala itu, aku bingung tidak bisa menjawab lagi, sehingga aku pusing, bumi dan langit terasa sempit karena sulit mencari jalan pemecahannya.

Raja jin melirik kepada seorang hakim selaku aparatnya seraya berkata: "Manusia ini sudah mengakui kesalahannya, ia telah membunuh anakku, kamu harus segera memutuskan hukumannya yaitu ia harus dibunuh!".

Setelah jatuh keputusan, aku diserahkan kepada seorang algojo. Pada waktu kepalaku akan dipancung, algojo sedang mengayunkan pedangnya kearah leherku, tiba-tiba muncul seorang laki-laki tampan bercahaya sambil berseru: "Berhenti! Sekali-kali jangan kau bunuh orang ini, ia murid Syekh Abdul Qodir", sambil matanya menatap raja jin dengan sorotan tajam. Lalu ia berkata: "Coba apa jawabanmu kepada Syekh kalau beliau marah padamu karena membunuh muridnya?".

Raja jin melirik ke arahku sambil berkata: "Karena aku menghormati dan memuliakan Syekh, dosamu yang begitu besar kuampuni, dan kamu bebas dari hukuman. Tetapi sebelum kau pulang, kamu harus jadi imam sholat untuk menyembahyangkan mayat anakku almarhum dan bacakan istighfar mohon diampuni dosanya".

Setelah selesai menyembahyangkan, pada waktu pulang aku diberi hadiah pakaian bagus dan diantarkan ketempat semula tadi".

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

30. MANQOBAH KETIGA PULUH : BERKAT KAROMAH SYEKH ABDUL QODIR BISA MENOLAK GANGGUAN JIN DAN ORANG JAHAT

Syekh Jalal al-Bukhori meriwayatkan, barangsiapa diganggu/kemasukan jin supaya dibacakan ketelinga orang itu bacaan

ﻳﺎ ﺣﻀﺮﺓ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻲ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺎﺩﺭ
ﺍﻟﺠﻴﻼﻧﻲ

"Ya hadhrotas Syaikh Quthubul 'alamiin Muhyiddin Abdul Qodir al-Jailaniy".

Insya Alloh ia akan sembuh. Dan barangsiapa merasa takut dari gangguan orang jahat atau musuh, maka ambil segenggam tanah hitam dan baca nama Syekh Abdul Qodir pada tanah itu lalu sebarkan kearah yang ditakuti, insya Alloh akan terpelihara dari kejahatan.

Barang siapa yang mendapat kesusahan hidup, lalu ia bertawassul kepada Syekh Abdul Qodir, Alloh akan mengganti kesusahan dengan kesenangan, dan kesulitan dengan kemudahan.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

31. MANQOBAH KETIGA PULUH SATU : SYEKH ABDUL QODIR BERZIARAH KE MAKAM ROSULULLOH SAW DAN MENCIUM TANGAN BELIAU

Pada waktu Syekh Abdul Qodir berziarah ke pusara Rosululloh SAW. di Madinah Munawwaroh, setibanya di Madinah langsung beliau masuk ke ruang pusara Rosululloh SAW. yaitu "ruang yang mulia" (hujroh syarifah).
Selama empat puluh hari beliau berdiri di hadapan pusara Rosululloh SAW. Kedua tangannya diletakkan pada dadanya sambil bermunajat mengharap rahmat-Nya, menumpahkan isi hati nuraninya dengan makna bait dibawah ini :

ﺫﻧﻮﺑﻲ ﻛﻤﻮﺝ ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺑﻞ ﻫﻲ ﺍﻛﺜﺮ
***
ﻛﻤﺜﻞ ﺟﺒﺎﻝ ﺍﻟﺸﻢ ﺑﻞ ﻫﻲ ﺍﻛﺒﺮ
ﻭﻟﻜﻨﻬﺎ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﺍﺫﺍ ﻋﻔﺎ
***
ﺟﻨﺎﺡ ﻣﻦ ﺍﻟﺒﻌﻮﺽ ﺑﻞ ﻫﻲ ﺍﺻﻐﺮ

dzunubi kamaujil bahri bal hiya aktsaru kamitslil jibalis Syummi bal hiya akbaru walakinnaha 'indal karimi idza 'afaa janahum minal bu'uudhi bal hiya ashghoru

"Besar dosaku seperti gulungan ombak dilaut bahkan lebih banyak. Tinggi setinggi puncak gunung syam bahkan lebih tinggi lagi. Namun bila daku Kau ampuni, ringan dosaku seringan sayap nyamuk, kecil bahkan sekecil amat sangat".
Lalu beliau meneruskan munajat pengharapannya dengan bait dibawah ini:

ﻓﻲ ﺣﺎﻟﺔ ﺍﻟﺒﻌﺪ ﺭﻭ ﺣﻲ ﻛﻨﺖ ﺍﺭﺳﻠﻬﺎ
***
ﺗﻘﺒﻞ ﺍﻻﺭﺽ ﻋﻨﻲ ﻫﻲ ﻧﺎﺋﺒﺘﻲ
ﻭﻫﺬﻩ ﻧﻮﺑﺔ ﺍﻻﺷﺒﺎﺡ ﻗﺪﺣﻀﺮﺕ
***
ﻓﺎﻣﺪﺩ ﻳﻤﻴﻨﻚ ﻛﻲ ﺗﺤﻈﻰ ﺑﻪ ﺷﻔﺘﻲ

fii halatil bu'di ruuhii kuntu ursiluhaa tuqobbilul ardho 'anni wahya naibaatii wahadzihi naubatul asybaahi qod hadhorot famdud yamiinaka kai tuhzho bihaa syafatii

"Kala jauh dari kekasih, kau utus roh pengganti diri, ulurkan tanganmu kini kasih, kan kukecup sepuas hati untuk terima syafaat kekasih".

Selesai beliau meluapkan isi hati nuraninya, tangan Rosululloh SAW. yang mulia terulur keluar lalu dipegang, diciumnya sepuas hati, dan diletakkan pada ubun-ubun kepala Syekh.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

32. MANQOBAH KETIGA PULUH DUA: SYEKH ABDUL QODIR BERBUKA PUASA DI RUMAH MURID-MURIDNYA PADA SATU WAKTU YANG BERSAMAAN

Diriwayatkan pada suatu hari di bulan Romadhon, Syekh Abdul Qodir diundang berbuka puasa oleh murid-muridnya sebanyak tujuh puluh orang di rumahnya masing-masing. Mereka berkeinginan agar Syekh berbuka puasa dirumahnya. Mereka tidak mengetahui bahwa diantara mereka masing-masing mengundang Syekh untuk berbuka puasa pada waktu yang bersamaan.
Tiba waktunya berbuka puasa bertepatan Syekh berbuka puasa di rumah beliau, detik itu pula rumah muridnya yang tujuh puluh orang itu masing-masing dikunjunginya dan berbuka puasa tepat dalam waktu yang bersamaan.
Peristiwa ini di kota Baghdad sudah masyhur terkenal di kalangan masyarakat, dan sudah menjadi bibir masyarakat dalam setiap pembicaraan dan pertemuan.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

33. MANQOBAH KETIGAPULUH TIGA : MENYELAMATKAN SEORANG PEREMPUAN MURIDNYA SYEKH ABDUL QODIR DARI KHIANATNYA SEORANG LELAKI FASIK

Diriwayatkan, di kota Baghdad ada seorang wanita rupawan wajahnya cantik dam manis sedap dipandang mata.

Sebelum ia masuk jama'ah murid Syekh Abdul Qodir, ada seorang lelaki fasik, hidung belang, dan tuna susila. Dia menaruh cinta mengharap pada wanita itu, namun cintanya tidak dibalas. Cintanya bertepuk sebelah tangan. Si lelaki jahat itu berusaha mencari jalan untuk melaksanakan niat jahatnya itu.

Pada suatu hari, wanita itu berangkat menuju sebuah gua pada suatu gunung untuk berkholwat, beruzlah yakni mengasingkan diri dengan tujuan ibadah. Tidak diketahui sebelumnya, bahwa ia sedang diintai dan diikuti dari belakang oleh silelaki perayu wanita itu.

Ketika wanita itu tiba dan akan masuk kedalam gua, silelaki jahat itu berusaha dengan sekuat tenaga akan masuk kedalam gua memperkosa kehormatan wanita itu. Sebaliknya, sang wanita
berusaha menghindar dari nafsu angkara murka kejahatan silelaki itu sambil berteriak-teriak memanggil-manggil nama Syekh Abdul Qodir: "Ya Syekh Tsaqolein, Ya Ghoutsal A'dhom, Ya Syekh Abdul Qodir, tolonglah saya!", demikian ratap wanita bertawassul dan beristighotsah minta pertolongan.

Di kala itu Syekh sedang mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat di madrosah, lalu dilepas bakiaknya. Sepasang bakiak itu dipegang Syekh lalu dilemparkan kearah gua dan tepat sekali mengenai sasaran kepala lelaki jahat itu, di kala laki-laki jahat itu akan melakukan aksinya, bertubi-tubi sepasang bakiak memukul, menampar laki-laki itu dengan pukulan-pukulan yang mematikan. Dan seketika itu juga ia mati.

Sang wanita segera mengambil sepasang bakiak milik Syekh, gurunya. Kemudian ia mengucapkan terima kasih atas pertolongannya, lalu bakiak itu diserahkan sambil melaporkan peristiwa yang dialaminya kepada Syekh dan juga kepada khalayak yang mengerumuninya.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

34. MANQOBAH KETIGA PULUH EMPAT: SYEKH ABDUL QODIR MEMBERIKAN PERTOLONGAN KEPADA SEORANG WALI YANG TELAH DILEPAS PANGKAT KEWALIANNYA

Diriwayatkan, pada zaman Syekh Abdul Qodir, ada seorang wali yang telah dilepas pangkat kewaliannya. Ia minta pertolongan kepada rekan-rekannya sesama wali memohon kepada Alloh SWT. agar ia dapat diangkat kembali mendapatkan pangkat kewaliannya.

Wali rekannya itu berkata : "Saya sudah berusaha berdo'a memohon kepada Alloh SWT. agar dapat diangkat kembali pangkat kewalianmu, bahkan menurut anggapan saya persoalan ini tidak diterima oleh Alloh SWT., dan saya dianjurkan sebaiknya meminta pertolongan dan syafa'at Syekh, supaya beliau berdo'a memohon kepada Alloh SWT. agar dapat dikembalikan pangkat kewalianmu itu".

Kemudian Syekh dapat menerima usulan mereka, lalu beliau berdo'a, sementara itu datang sabda Alloh: "Sudah banyak para wali yang berdo'a mereka mohon supaya dikembalikan lagi pangkat seorang wali yang sudah dicopot itu. Untuk hal ini kamu jangan minta syafaat baginya".

Mendengar sabda itu lalu Syekh mengambil sajadah berangkat menuju suatu lapangan.

Pada waktu beliau akan melangkahkan kaki, terdengar ada yang memanggil dari alam ghaib : "Wahai Ghoutsul A'dhom Abdul Qodir, bagi orang itu dan seribu orang yang senasib dengan dia, Ku ampuni dosanya".

Dan langkah kaki yang kedua terdengar lagi suara yang bersabda: "Bagi orang itu dan duaribu orang yang senasib dengan dia".

Dan pada waktu akan memijakkan langkah kaki yang ketiga kembali terdengar: "Bagi dia dan tigaribu orang yang senasib dengan dia, dosanya Ku ampuni, disebabkan karena pangkat kewalianmu dan kedudukanmu".

Syekh mengucapkan terimakasih kepada Alloh SWT. atas anugerah yang telah diterima.

Berkat karomah dan syafaat Syekh, wali yang dilepas pangkatnya itu dapat diterima kembali.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

35. MANQOBAH KETIGAPULUH LIMA : SYEKH AHMAD KANJI MENJADI MURID SYEKH ABDUL QODIR ATAS PETUNJUK GURUNYA

Diriwayatkan, pada suatu hari Syekh Ahmad Kanji sedang mengambil air wudhu, terlintas dalam hatinya bahwa Thorekat Syekh Abdul Qodir itu lebih disukai daripada thorekat-thorekat lainnya. Gurunya yaitu Syekh Abi Ishaq Maghribi mengetahui pula apa yang terlintas dalam hati muridnya, lalu beliau bertanya : "Apakah kamu mengetahui tentang kedudukan Syekh Abdul Qodir?".
Dijawab oleh Syekh Ahmad Kanji : "Saya tidak tahu". 


Lalu gurunya menjelaskan: "Perlu diketahui bahwa Syekh Abdul Qodir itu memiliki duabelas sifat-sifat kemuliaan. Kalau lautan dijadikan tintanya, dan pepohonan dijadikan penanya, manusia, malaikat, dan jin sebagai penulisnya, maka tidak akan mampu menuliskan sifat-sifat jatidiri yang dimiliki beliau itu".

Mendengar penjelasan dari gurunya itu, ia makin bertambah mahabbah kecintaannya kepada Syekh Abdul Qodir, hatinya berbisik : "Salah satu harapanku jangan dahulu aku meninggal sebelum aku mendalami dan mengamalkan thoriqohnya".
Kemudian dengan kemauan yang keras berangkatlah ia menuju kota Baghdad, setibanya disebuah gunung di wilayah Ajmir, dibawah gunung mengalir sungai, lalu ia mengambil air wudhu untuk bersembahyang serta beristirahat di tempat itu. Angin bertiup sepoi-sepoi basah mengipasi badan yang letih sehingga ia terlena dan tertidur dengan nyenyaknya.
Didalam keadaan tidur ia bermimpi dikunjungi Syekh Abdul Qodir. Beliau membawa mahkota merah dan sorban hijau, Syekh Ahmad Kanji berdiri menghormati kedatangan beliau.


"Mari kesini lebih dekat lagi", kata beliau sambil mengenakan mahkota merah dan sorban hijau di atas kepala Syekh Ahmad Kanji, dan berkata :"Wahai Ahmad Kanji, sekarang kamu sudah menjadi muridku, dan menjadi anakku dan menjadi Rijalulloh ( Pahlawan Alloh )". 


Lalu beliau menghilang dan bangunlah Syekh Ahmad Kanji dari tidurnya, mahkota dan sorban sudah melekat terpakai di atas kepalanya, lalu ia bersujud syukur atas nikmat Alloh yang telah diterimanya.
Kemudian ia pulang kembali kepada gurunya sambil memperlihatkan mahkota merah dan sorban hijau hadiah pelantikan dari Syekh Abdul Qodir, dan menceritakan tentang peristiwa yang telah dialaminya.
Gurunya berkata : "Wahai Ahmad Kanji, mahkota dan sorban itu adalah suatu hirqoh kemuliaan dan keberkahan bagimu, dan kamu sangat dikasihi Syekh Abdul Qodir. Sekarang berdirilah tegak, dan kamu telah menjadi wali yang utama".
Dengan mengharap keberkahannya, Syekh Abi Ishaq Maghribi memakai mahkota dan sorban itu di kepalanya, lalu diserahkan kembali kepada Syekh Ahmad Kanji.

***

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

***

Sumber:
http://mbahgendut.blogspot.com