30 Thariqah-(5) Tharîqah Sa’diyah
Pendiri: syaikh Sa‟d al-Dîn al-Jabbawi al-Syaibani al-Idrisi
al-Hasani
Penyebaran: syam, mesir, turki, maroko dan lain-lain
Tharîqah ini dinisbatkan kepada syaikh Sa‟d al-Dîn al-Jabbawi
al-Syaibani al-Idrisi al-Hasani, lahir di makkah al-Mukarromah pada bulan Rojab
tahun 460 H, wafat di Syam pada tanggal 9 Dzulhijjah 573 H.
Nasab beliau dari jalur ayah adalah Sa‟d al-Dîn bin Yunus
Syaibi bin Abdullâh al-Maghroby bin Yunus al-Hasani bin Abi Su‟ud Muhammad
Thayyib bin Ali Asyarif al-Idrisi al-Hasani al-Jannani bin Muayyadiddin
al-Hasani bin Syaiban al-Idrisi al-Hasani bin Abdul Rahman al-Idrisi al-Hasani
bin Ali al-Idrisi al-Hasani bin Abdullâh al-Marokisyi al-Idrisi al-Hasani Ibnu
Umar al-Idrisi al-Hasani Ibni Idris al-Anwar al-Hasani bin Idris Akbar al-Hasani
(Pembuka kota maroko) bin Abdullâh al-Madhzi bin Hasan al-Musyannah bin
Sayyidina al-Hasan Assibti As, bin Sayyidina Ali Krw, bin Sayyidina Fatima
al-Zahro binti Rasûlullâh Muhammad Saw. Sedangkan nasab beliau dari jalur ibu
adalah Sa‟duddin bin Sayyidah Abidah az-zahidah Aisyah binti Ayyub bin Abdul
Mukhsin bin Yahya bin Tsabit bin Khazim Ali Abi fawaris bin Mahdi bin Khusain
bin Ahmad bin Musa al-Ridha bin Ibrohim al-Murtadha bin Musa al-Kadhim bin
Ja‟far as-Shodiq bin Muhammad al-Baqir bin al-Imam Zainal Abidin bin Syaidina
al-Husain as-Sibthi As, bin Sayyidina Ali Krw, Bin Sayyidah Fatima al-Zahro
binti Sayyidina Muhammad al-Rasûl Saw.
Pada usia 7 tahun beliau sudah hafal al-Qur‟an dan
membacakannya di Masjid al-Haram, kemudian beliau menyempurnakan belajar
beberapa ilmu agama (Tafsir, Hadits, Fiqih al-Syafi‟i) dari orang tuanya yaitu
syaikh Yunus dan beberapa `ulamâ‟ yang mukim dan berziarah ke Makkah. Pada awalnya
beliau adalah khalifah tharîqah Naqsyabandiyah khâlidiyah, namun setelah
bertemu Nabi beliau berpindah ke tharîqah as-Sa‟diyah. Ketika menginjak dewasa
orang tuanya mengikutkan Syaikh Sa‟duddin untuk ikut berjihad bersama pasukan
berkuda menuju negara Syiria di waktu perang salib menuju Baitul Maqdis
(Palestina).
Di waktu ikut berperang beliau bertemu dan berkumpul dengan
teman-teman yang jahat dan mengajak beliau untuk merampok di jalan hingga
akhirnya datang pertolongan Allâh Swt. sebab barokah do‟a orang tuanya yang
senantiasa tidak henti-hentinya memohon pada Allâh Swt. agar syaikh Sa‟duddin
diberi hidayah oleh Allâh Swt. atau di ambil nyawanya, maka ditengah perjalanan
beliau di anugerahi ilmu mukasyafah sehingga beliau bisa bertemu Rasûlullâh
Saw. dan disampingnya ada sahabat Abu Bakar al-Shiddiq r.a dan Sayyidina Ali
Krw.
Ada yang mengatakan beliau bersama sepuluh sahabat yang
dijamin masuk syurga. Rasûlullâh Saw. bersabda pada Syaikh Sa‟duddin
Maka
beliau menjawab Ya, mulai sekarang Wahai Rasûlullâh Saw. Akhirnya beliau
menangis dan pingsan, setelah beliau sadar Rasûlullâh Saw. datang lagi dan
mengusap dada beliau, dan Rasûlullâh Saw. memerintahkan Sayyidina Ali untuk
memberi makan tiga kurma yang telah diludahi Rasûlullâh Saw. Seraya Rasûlullâh
Saw. bersabda pada Syaikh Sa‟duddin “wahai Sa‟duddin ambillah pusaka ini
untukmu dan keluargamu setelahmu sampai hari kiamat ”setelah beliau terbangun
tetaplah di dalam hati Syaikh Sa‟duddin rasa khauf (takut pada Allâh) setelah itu beliau langsung melepas
pakaian dan membuang pedang untuk pergi berhidmad kepada orang tuanya dan
memasuki dunia Tharîqah (tashawwuf) dan melakukan mujahadah dengan rasa nikmat
tanpa kesulitan dan keterpaksaan, sebab barokah Rasûlullâh Saw., sampai
akhirnya beliau termasuk Kibaru
al-`Arifin (Wali
Agung), dan mempunyai banyak Asraru
al-Rabbani.
Beliau menetap di syam dan mendirikan pesantren serta masjid
yang digunakan untuk belajar ilmu dan ma‟rifat. Disamping itu beliau juga seorang
mu‟alif (pengarang kitab) di antara kitab
yang beliau karang adalah kitab al-Futuh, kitab
al-Hawatif, kitab al-Akhbar, kitab al-Waqai, kitab al-Aurâd, kitab al-Qashaid
wal Mandhumah, kitab al-Ushul: Zâdu al-Fukhul min Ilmi Ushul, al-Risalah
al-Saniah, al-Risalah al-Bahiyah, kitab al-Fiqih, Ighatsu al-Malghuf, kitab
al-Tashawwuf: I‟lamu al-Mu‟minin, Tanwir al-Fikri, al-Minna al-Ilahiyyah,
Assofakhatu al-Nurâniyyah, Di
antara karamah beliau adalah :
1. Apabila beliau membaiat seseorang murid atau orang yang
taubat, maka dia akan terputus dari dosa-dosa besar, dan apabila dia mau
melakukan dosa besar maka dia akan mendapati syaikh di depannya.
2. Pada suatu hari di hutan beliau bertemu seorang
penggembala yang sedang memberi minum kambingnya di atas sumur, kemudian Syaikh
meminjam timba tersebut namun timba itu terjatuh ke dasar sumur. Setelah
peristiwa itu penggembala tersebut melihat Syaikh Sa‟duddin dengan wajah
murung, namun Syaikh Sa‟duddin tersenyum seraya beliau mengatakan sabda Nabi
”Sesungguhnya kebaikan ada padaku dan umatku sampai hari kiamat”. Maka naiklah
timba tersebut dari dasar sumur.
Tharîqah ini mempunyai dua sanad yaitu; (1) Wahbi dan (2)
Kasbi.
Adapun sanad Wahbi itu langsung dari Nabi Muhammad Saw melalui pertemuan
beliau dengan Rasûlullâh secara Kasyaf.
Adapun sanad Kasbi itu dari syaikh Yunus al-Syaibani
al-Makki al-Hasani dari syaikh Abu Bakar al-Nasâji dari Abi al-Qosim al-Durjani
dari Abi Utsman al-Maghribi dari Abi „Ali al-Katib dari syaikh Ali al Raudzabaadi
dari syaikh Junaidi al-Baghdadi dari Sari al-Saqathi dari Ma‟ruf ibn Fairuz
al-Karkhi dari Imam „Ali al-Rodhi dari Imam Musa al-Kadzîm dari bapaknya yaitu
Imam Ja‟far al-Shâdiq dari Muhammad al-Baqir dari „Ali Zain al-„Abidin dari
Imam Husain al-Sibti dari orang tuanya yaitu Sayyidina Ali ibn Abi Thâlib dari
nabi Muhammad Saw.
Wirid Ashghâr:
Wadzifah yang dibaca setelah subuh dan
maghrib dengan berurutan dan jumlah yang telah ditentukan:
1. Membaca al-Fatihah
2. Surat al-Ikhlâs
3. Mu‟awidzataini
4. Awal dan akhirnya surat al-Baqarah
5. Ayat-ayat tauhid dan ayat kursi
6. Shalawat
7. Istighfâr
8. Dzikir kepada Allâh Swt. dan do‟a
Wirid Ausath:
Wadzifah yang dibaca setelah subuh dan
maghrib dengan jumlah bilangan yang berbeda:
1. Membaca al-Fatihah
2. Surat al-Ikhlâs
3. Mu‟awidzataini
4. Awal dan akhirnya surat al-Baqarah
5. Ayat-ayat tauhid dan ayat kursi
6. Shalawat
7. Istighfâr
8. Dzikir kepada Allâh Swt. dan do‟a
Wirid Akbar:
Wadzifah yang dibaca setiap hari dengan
berurutan dan bilangan yang telah ditentukan yang mencakup terhadap dzikir
kepada Allâh Swt. yang berjumlah tujuh asma` al-Husna:
Dan setiap dari salah satu nama tersebut mempunyai tata cara
yang khusus dan tidak boleh pindah ke asma` yang lain, kecuali atas perintah
mursyid yang berjumlah berkisar di antara sepuluh ribu dan seratus ribu:
Adapun wirid-wirid yang lain adalah:
1. Wirid mutsallats
2. Wirid musabba‟
3. Wirid al-Faddhiy
4. Wirid al-Râid (hizib futuhât)
5. Hizib al-Shafa
6. Hizib al-Anwar
7. Dan hizib
al-Tahshin
Dan semua hizib
ini dibaca dalam
sehari dan semalam.
Membaca al-Fatihah kepada:
1. Ruh nabi Muhammad Saw.;
2. Sahabat nabi;
3. al-Quthb al-„Arif billâh al-Sayyid al-Syaikh Sa‟d al-Dîn
al-Jabawi al-Syîbânî al-Idrisî al-Hasanî;
4. Para sahabat al-Quthb al-„Arif billâh al-Sayyid al-Syaikh
Sa‟d al-Dîn al-Jabawi al-Syîbânî al-Idrisî al-Hasanî;
5. Para wali Allâh Swt.;
6. Dan orang-orang „Arif.
Al-Wazhifah al-„Ammah
Al-Wazhifah al-„Ammah adalah wazhifah yang dibaca
dimajlis-majlis umum yang dihadiri para murid dan pecinta dzikir para Allah.
Wadzifah Nûrâniyah
Wadzifah Nûrâniyah adalah wadzifah yang biasa dibaca oleh
Sayyiduna Maulânâ Syamsu al-Zaman yaitu Syaikh Thâriq al-Sa‟dî untuk memjadikan
Khudhu‟ (menundukan perilaku para
jama‟ah).
* catatan : untuk lebih lengkapnya bacaan zikir ada di buku 'Sabilus Salikin'..terima kasih
dikutip :Judul buku: Sabilus Salikin 30 Thariqah
Penyusun: Santri Pondok Pesantren Ngalah
Jumlah halaman:880
Tahun terbit: 2013 sumber: http://www.http://galakgampil.ngalah.net
* catatan : untuk lebih lengkapnya bacaan zikir ada di buku 'Sabilus Salikin'..terima kasih
dikutip :Judul buku: Sabilus Salikin 30 Thariqah
Penyusun: Santri Pondok Pesantren Ngalah
Jumlah halaman:880
Tahun terbit: 2013 sumber: http://www.http://galakgampil.ngalah.net